Soroti Tingginya Angka Pengangguran, Anggota Komisi IX DPR: Job Fair Jangan Sekadar Formalitas
Menurut dia, job fair seharusnya menjadi sarana konkret untuk membuka lapangan kerja, bukan sekadar seremoni belaka.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Arzeti Bilbina menyoroti pelaksanaan sejumlah job fair yang dinilai hanya bersifat formalitas tanpa menghasilkan solusi nyata bagi pencari kerja.
Menurut dia, job fair seharusnya menjadi sarana konkret untuk membuka lapangan kerja, bukan sekadar seremoni belaka.
Baca juga: Job Fair Dianggap Formalitas, Menaker: Beberapa Perusahaan Langsung Walk In Interview
"Acara job fair tidak boleh hanya formalitas. Banyak masyarakat yang betul-betul ingin mencari kerja untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari," kata dia dalam keterangannya, Kamis (5/6/2025).
Arzeti menyoroti salah satu job fair yang dinilai hanya sekedar formalitas adalah acara job fair yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi di President University, Cikarang Utara pada Selasa (27/5/2025).
Baca juga: Ricuh Job Fair Bekasi, Kebutuhan Pekerjaaan Masyarakat Semakin Mendesak
Seorang perwakilan HRD dari salah satu perusahaan peserta Job Fair mengungkapkan bahwa keikutsertaan perusahaannya dalam acara tersebut lebih karena memenuhi kewajiban administratif daripada kebutuhan rekrutmen yang nyata.
Arzeti meminta pemerintah, khususnya Kementerian Ketenagakerjaan dan instansi terkait, untuk lebih serius dalam merancang dan melaksanakan program bursa kerja.
“Kalau memang niatnya membantu masyarakat, maka harus ada mekanisme yang jelas. Jangan hanya kumpulkan perusahaan dan pencari kerja, lalu selesai tanpa evaluasi. Harus ada tindak lanjut, data penempatan kerja yang transparan, dan keterlibatan sektor industri secara aktif,” ucapnya.
Lebih lanjut, Arzeti juga mendorong adanya inovasi dalam sistem penyaluran tenaga kerja.
Termasuk pemanfaatan teknologi informasi, pelatihan berbasis kebutuhan industri, dan pembinaan wirausaha bagi generasi muda.
“Pemerintah harus hadir secara nyata. Jangan biarkan job fair hanya jadi ajang formalitas tahunan. Kita butuh solusi konkret, sebab lapangan pekerjaan yang layak masih menjadi kebutuhan mendesak masyarakat,” ucapnya.
Baca juga: Ricuh Job Fair Bekasi, Kebutuhan Pekerjaaan Masyarakat Semakin Mendesak
Arzeti menyatakan bahwa angka pengangguran di Indonesia masih tinggi. Pemerintah harus menunjukkan keberpihakannya kepada rakyat, dengan segera menyediakan lapangan pekerjaan. Dengan cara itu, masalah pengangguran bisa diatasi.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Juga mencatat jumlah pengangguran per Februari 2025 mencapai 7,28 juta orang, meningkat 83.450 orang dari tahun sebelumnya. Angka ini mencerminkan tantangan serius dalam penyerapan tenaga kerja.
"Pemerintah harus serius mengatasi masalah itu. Apalagi semakin banyak perusahaan yang melakukan PHK terhadap karyawannya," tandasnya.
Cellica Nurrachadiana Apresiasi KPK Tangkap Wamenaker Immanuel Ebenezer: Kita Hormati Proses Hukum |
![]() |
---|
Pemkot Depok Gelar Job Fair 26-27 Agustus 2025, Gratis dan Terbuka untuk Umum, Simak Cara Daftarnya |
![]() |
---|
Jakarta Job Fair Kembali Digelar 19-20 Agustus 2025, Tersedia Ribuan Lowongan Kerja |
![]() |
---|
Cek Fakta Prabowo Klaim Pengangguran di Indonesia Turun, Masih Tertinggi di ASEAN |
![]() |
---|
Prabowo Klaim Pengangguran Turun, Anggota DPR: Fakta di Lapangan Job Fair Selalu Sesak Pelamar Kerja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.