Minggu, 5 Oktober 2025

Momen Megawati di Upacara Hari Lahir Pancasila, Prabowo Dinilai Bijak, Gibran Disebut Hilang Marwah

Perjumpaan Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri memunculkan berbagai respons.

Setwapres - YouTube Setkab
GIBRAN PRABOWO MEGA - Dalam foto: Momen ketika Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka berjalan sendirian di belakang Presiden RI Prabowo Subaianto yang melangkah berdampingan dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Gedung Pancasila, Kantor Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Senin (2/6/2025). Berikut tanggapan sejumlah analis. 

Hal ini ia sampaikan dalam tayangan video yang diunggah di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Senin (2/6/2025).

"Yang menarik, netizen mulai melihat bahwa ada yang kurangĀ fit and proper, kurang tepat atau kurang pas. Karena Gibran yang wakil presiden justru berjalan di belakang Megawati yang ketua partai PDIP," papar Rocky Gerung.

"Tentu konteksnya adalah ketegangan politik, atau sebut aja awalnya ketegangan sekarang jadi konflik politik antara PDIP dengan Jokowi, dan Gibran tidak lagi dilihat sebagai wajah dari kekuasaan, tetapi wajah dari Jokowi," jelasnya.

GIBRAN DAN ROCKY - Gibran Rakabuming Raka bertemu dengan Rocky Gerung, Jumat (23/9/2022). Pertemuan itu terjadi saat Gibran masih menjabat Wali Kota Solo.
GIBRAN DAN ROCKY - Gibran Rakabuming Raka bertemu dengan Rocky Gerung, Jumat (23/9/2022). Pertemuan itu terjadi saat Gibran masih menjabat Wali Kota Solo. (Twitter/Gibran Rakabuming)

Kemudian, Rocky menilai, masyarakat sudah melihat bahwa Gibran tidak lagi memiliki posisi atau status dalam dunia politik.

"Jadi kalau Gibran berjalan di belakang Megawati, lalu netizen mulai menganggap bahwa ya itu artinya secara moral atau bahkan secara sebetulnya, politik aristokratik," ujar Rocky.

"Gibran itu tidak lagi dianggap sebagai sosok yang punya political standing apalagi moral standing untuk berjalan berdampingan dengan Ibu Mega atau Presiden," paparnya.

Rocky Gerung juga menyoroti bahasa tubuh yang dapat menyiratkan adanya ketegangan politik di antara para tokoh.

Pendiri SETARA Institute ini menilai, ada kecanggungan yang terlihat dari bahasa tubuh Gibran.

Dengan berjalan di belakang Megawati dan Prabowo padahal statusnya sudah Wakil Presiden RI, Gibran dinilai Rocky sudah kehilangan marwahnya.

"Lalu terlihat bahwa ada kecanggungan pada Saudara Gibran tuh. Dan kecanggungan itu tentu bagi mereka yang doyan untuk mengamati bahasa tubuh, tercermin di dalam langkah atau prosesi menuju panggung," jelas Rocky.

"Ketika Ibu Mega berjalan dan sejajar dengan Presiden, tapi Gibran berjalan di belakang Presiden itu mungkin biasa juga," tambahnya.

"Tapi berjalan di belakang Megawati, jadi kelihatannya sosok Gibran ini yang sebetulnya officially adalah seorang wakil presiden kehilangan marwahnya. Kira-kira begitu atau ya memang kehilangan marwahnya karena problem-problem sebelumnya," tandas Rocky.

(Tribunnews.com/Gilang P, Fersianus W, Rizki A)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved