Jumat, 3 Oktober 2025

Waspada Komplikasi Placenta Previa, Ini Risiko Serius yang Bisa Terjadi pada Ibu dan Bayi

Plasenta previa adalah kondisi kehamilan di mana plasenta (ari-ari) menutupi sebagian atau seluruh leher rahim (serviks). 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
canalc.com.ar
LUSTRASI IBU HAMIL - Dokter Subspesialis Fetomaternal dr. Reza Tigor Manurung, Sp.OG, Subsp.KFM mengatakan, banyak calon orangtua yang cemas dan penuh pertanyaan tentang kondisi bayi dalam kandungan. Untuk itu, dokter yang praktik di di Women’s Health Center Bethsaida Hospital ini mengatakan, diagnosis prenatal membantu mendeteksi kemungkinan kelainan atau kondisi khusus pada janin sejak dini sehingga calon orangtua bisa lebih siap, baik secara medis maupun emosional—menghadapi kehamilan dan persalinan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Placenta previa menjadi salah satu kondisi kehamilan yang perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan berbagai komplikasi, baik pada ibu maupun janin. 

Plasenta previa adalah kondisi kehamilan di mana plasenta (ari-ari) menutupi sebagian atau seluruh leher rahim (serviks). 

Dokter spesialis kandungan dr. Fauzan Achmad Maliki, Sp.OG menyebutkan bahwa pendarahan menjadi gejala utama dari placenta previa yang paling sering ditemukan.

“Ketika placenta previa disertai dengan pendarahan, itu bisa sangat membahayakan. Terutama jika perdarahan terjadi secara berulang dan dalam jumlah banyak,” ungkapnya dalam talkshow yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan RI, Senin (6/5/2025). 

Namun, risiko komplikasi tidak berhenti sampai di situ. 

Pada ibu dengan riwayat persalinan sesar, placenta previa bisa berkembang menjadi kondisi yang lebih berat, yakni placenta akreta. 

Dalam kondisi ini, plasenta menembus dinding rahim dan bahkan bisa menjalar ke organ lain seperti kandung kemih atau usus.

“Kalau sudah seperti ini, trauma saat persalinan akan sangat tinggi karena risiko kerusakan organ sekitarnya. Ini yang paling ditakutkan pada pasien dengan riwayat sesar dan placenta previa,” jelasnya. 

Risiko pada Janin: Bukan Cacat, Tapi Bisa Lahir Prematur

Bagaimana dengan janin? Meski placenta previa tidak secara langsung menyebabkan kecacatan, tetapi risikonya tetap besar. 

Hal ini terkait dengan kemungkinan bayi lahir sebelum waktunya akibat pendarahan yang tidak bisa dihentikan.

“Placenta previa tidak berkaitan langsung dengan cacat janin. Tapi karena bayi bisa lahir prematur, komplikasi prematuritas akan muncul, seperti paru-paru belum matang, berat badan rendah, hingga risiko infeksi tinggi,” katanya.

Jika paru-paru bayi belum matang saat dilahirkan, ia akan membutuhkan dukungan alat pernapasan dan obat-obatan khusus. 

Selain itu, organ-organ lain yang belum berkembang sempurna juga rentan terhadap gangguan fungsi.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved