Senin, 29 September 2025

Lintas Profesi Soroti Gagalnya Target Kesehatan Nasional, Minta Prabowo Evaluasi Menkes

Zainal memperingatkan bahwa anak-anak balita saat ini adalah calon generasi emas 2045, namun jika kondisi ini berlanjut, Indonesia justru terancam

Penulis: Chaerul Umam
Tribunnews.com/Handout
KINERJA MENTERI KESEHATAN - Sekretariat Gerakan Anti Kebohongan dan Premanisme Birokrasi di Kemenkes RI menggelar renungan dan refleksi diri memperingati hari lahir Pancasila, 1 Juni hari ini, di Tugu Proklamasi, Jakarta, Minggu (1/6/2025). Mereka di antaranya menyampaikan aspirasi permintaan kepada Presiden Prabowo Subianto untuk mengevaluasi kinerja Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, karena dinilai gagal memenuhi target kesehatan nasional. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sejumlah tokoh lintas profesi dari kalangan akademisi, dokter, advokat, hingga tenaga kesehatan mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk mengevaluasi kinerja Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.

Aspirasi ini disampaikan dalam aksi refleksi Hari Lahir Pancasila di Tugu Proklamasi, Jakarta, Minggu (1/6/2025), dengan sorotan tajam terhadap kondisi kesehatan nasional yang dinilai menghambat pencapaian visi Indonesia Emas 2045.

Aksi yang digelar oleh Sekretariat Gerakan Anti Kebohongan dan Premanisme Birokrasi di Kemenkes RI itu mengingatkan bahwa program kesehatan nasional menghadapi tantangan serius akibat komersialisasi layanan kesehatan. 

Hal ini, menurut para peserta aksi, tercermin dari lonjakan penderita penyakit menular dan sejumlah target nasional yang gagal dicapai.

“Apakah kita telah mendukung Asta Cita Presiden Prabowo, dengan tidak bernarasi kebohongan dan tidak melakukan premanisme birokrasi. Mari bersikap pancasilais,” ujar Ketua Asosiasi Dosen Hukum Kesehatan Indonesia, Muhammad Nasser.

Ia menyoroti integritas dan kinerja Menkes, khususnya dalam penanganan penyakit menular seperti tuberkulosis (TBC). 

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, hingga 17 Maret 2025 tercatat 1.016.475 kasus TBC dengan total kematian mencapai 23.858 jiwa.

“Apakah soal TBC sudah diurus?” tanyanya.

Baca juga: Pekerja Hotel di Jakarta Hadapi Ancaman PHK, Pengusaha Sebut Akibat Kebijakan Pemerintahan Prabowo

Tak hanya itu, Indonesia disebut menempati posisi ketiga tertinggi di dunia dalam kasus kusta, dengan 13.487 kasus tercatat pada 2022. 

Nasser juga menyoroti meningkatnya kasus penyakit menular seksual yang dianggap luput dari prioritas kebijakan kesehatan. 

Ia menilai Kemenkes lebih fokus pada investasi alat kesehatan berbiaya tinggi demi keuntungan rumah sakit, bukan pada perbaikan layanan dasar masyarakat.

"Itulah kenapa kita minta Presiden mempertimbangkan pergantian Menkes," ujar Nasser.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI), Prof. Budi Iman Santoso SpOG, turut menyuarakan keprihatinannya atas komersialisasi profesi dokter.

“Sekarang dokter diperlakukan sebagai business review center atau pusat bisnis. Jadi dia hanya bekerja dituntut mendapatkan penghasilan yang besar. Kondisi itu akan mengorbankan masyarakat. Kesehatan menjadi mahal untuk masyarakat Indonesia,” ucapnya.

Menurutnya, hal itu bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, khususnya sila pertama dan kedua, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan