Pencegahan Stunting Sejak 1.000 Hari Pertama Kehidupan, Kunci Membangun Generasi Sehat
Masa 1.000 HPK sering disebut periode emas, karena dalam fase inilah pertumbuhan otak, kecerdasan, dan kesehatan anak terbentuk secara signifikan.
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Erik S
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pencegahan stunting sejak masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) menjadi kunci lahirnya generasi sehat, cerdas, dan produktif di masa depan.
Masa 1.000 HPK sering disebut periode emas, karena dalam fase inilah pertumbuhan otak, kecerdasan, dan kesehatan anak terbentuk secara signifikan.
Jika kebutuhan gizi anak tidak tercukupi, risiko stunting dan gangguan perkembangan otak akan meningkat. Stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga ancaman besar bagi pembangunan sumber daya manusia Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045.
Baca juga: Rumah Sehat BAZNAS Berau Cegah Stunting lewat Layanan Kesehatan Ibu dan Anak
Isu ini menjadi sorotan dalam seminar bertajuk Optimalisasi Peran Bidan dalam 1.000 HPK: Mencegah Stunting dan Mendukung Perkembangan Otak Anak Menuju Indonesia Emas 2045 yang digelar PT Frisian Flag Indonesia bersama Ikatan Bidan Indonesia (IBI) DKI Jakarta dan DokterIN, Sabtu (30/8/2025).
Acara yang diikuti lebih dari 1.000 peserta daring dan 100 peserta luring ini bertujuan memperkuat kapasitas bidan dalam memberikan edukasi gizi ibu hamil, menyusui, dan anak, sekaligus meningkatkan peran promotif dan preventif dalam mencegah stunting.
Peran Bidan dalam Pencegahan Stunting
Ketua IBI DKI Jakarta, Udur Diana Tumanggor, menegaskan bahwa bidan memegang peranan penting dalam mendampingi ibu sejak masa kehamilan hingga tumbuh kembang anak.
“Melalui edukasi gizi yang tepat, bidan dapat menjadi garda terdepan dalam mencegah stunting sekaligus memastikan anak tumbuh sehat dan cerdas,” ujarnya.
Dalam sesi seminar, dr. Muhammad Fahrisal Arief dari Dinas Kesehatan DKI menyoroti strategi pemerintah dalam percepatan penurunan stunting.
Ia menekankan pentingnya sinergi lintas sektor karena kualitas kesehatan anak menentukan arah pembangunan Indonesia ke depan.
Perwakilan IBI, Muklatul Ainiah, menekankan peran bidan dalam edukasi nutrisi DHA selama 1.000 HPK.
Nutrisi ini sangat penting untuk mendukung perkembangan otak anak.
“Dengan pemahaman gizi yang kuat, bidan bisa menjadi agen perubahan di masyarakat,” jelasnya.
Baca juga: Tiga Kesalahan Saat Memberi Makan pada Bayi Bisa Sebabkan Stunting dan Kematian
Hal ini diperkuat oleh dr. Ellen Roostaty Sianipar, Sp.A(K), yang menjelaskan bahwa DHA adalah asam lemak omega-3 esensial yang berperan dalam pembentukan struktur otak, transmisi sinyal saraf, hingga fungsi kognitif dan penglihatan.
“Memastikan kecukupan DHA sejak dini adalah langkah strategis menyiapkan generasi masa depan,” katanya.
Upaya Pengentasan Stunting, Staf Khusus Wapres Dorong Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan Anak |
![]() |
---|
Lembaga Pendidikan Keagamaan di Jawa Timur Dapat Bantuan Sarana dan Prasarana |
![]() |
---|
KPK: Kasus Dugaan Korupsi Biskuit Stunting untuk Ibu Hamil dan Balita Siap Naik ke Tahap Penyidikan |
![]() |
---|
Kemnaker Gelar Pelatihan dan Sertifikasi Productivity Specialist Guna Dorong Produktivitas Nasional |
![]() |
---|
Perangi Stunting Butuh Kolaborasi: Pemerintah, Swasta, hingga Masyarakat Turun Tangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.