Kemnaker Gelar Pelatihan dan Sertifikasi Productivity Specialist Guna Dorong Produktivitas Nasional
Pelatihan dan Serifikasi Productivity Specialist digelar Kemnaker untuk meningkatkan produktivitas nasional
Editor:
Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menegaskan komitmen pemerintah untuk meningkatkan produktivitas nasional sebagai kunci daya saing bangsa di era transformasi global. Menurut Yassierli, Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia harus mampu memaksimalkan peningkatan produktivitas agar mampu bersaing di tingkat regional maupun global.
Pernyataan tersebut disampaikan saat membuka Pelatihan dan Sertifikasi Productivity Specialist di Bekasi, Senin (8/9/2025), yang turut dihadiri Sekjen Kemnaker Cris Kuntadi, Dirjen Binalavotas Agung Nur Rohmad, serta Sekjen Asian Productivity Organization (APO) Indra Pradana Singawinata.
Baca juga: Kemnaker Tegaskan Transformasi Birokrasi, Komitmen Antikorupsi Diperkuat
“Produktivitas adalah kunci bagi daya saing, sekaligus fondasi untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045,” ujarnya.
Menaker menjelaskan bahwa pelatihan dan sertifikasi ini menjadi bagian penting dari Gerakan Nasional Peningkatan Produktivitas. Salah satu pilar utama gerakan tersebut adalah ketersediaan tenaga ahli produktivitas yang kompeten dan tersertifikasi. Melalui program ini, Kemnaker menargetkan lahirnya sekitar 200 Productivity Specialist yang mampu merancang program-program peningkatan produktivitas berdampak tinggi serta memperkuat kapabilitas National Productivity Organization (NPO) Indonesia dalam mendorong produktivitas nasional.
“Kita menghadapi tantangan besar. Tingkat produktivitas Indonesia masih di bawah rata-rata negara ASEAN dan pertumbuhannya cenderung stagnan. Faktor modal pun belum memberikan dampak signifikan. Ini PR besar kita bersama,” tegas Yassierli.
Baca juga: Pentingnya Kolaborasi, Menaker Yassierli: Ada 3 PR Bersama Pemerintah dan Serikat Pekerja
Berdasarkan kajian McKinsey, tingkat produktivitas Indonesia saat ini berada di kisaran 11.000 dolar AS per pekerja. Untuk mencapai target Indonesia Emas 2045, angka tersebut perlu meningkat hingga lebih dari empat kali lipat, atau sekitar 440 persen.
“Kita tidak bisa berjalan sendiri. Kolaborasi dengan dunia usaha, perguruan tinggi, dan berbagai pemangku kepentingan sangat diperlukan untuk mengakselerasi capaian tersebut,” lanjutnya.
Menaker Yassierli menyoroti adanya ketimpangan produktivitas antar sektor industri di Indonesia. Industri padat karya dinilai masih memiliki tingkat produktivitas yang relatif rendah, sedangkan industri padat modal menunjukkan produktivitas yang lebih tinggi. Kondisi ini dinilai perlu menjadi perhatian dalam kebijakan pertumbuhan ekonomi agar peningkatan produktivitas nasional dapat berlangsung lebih merata.
Sebagai strategi intervensi, Kemnaker mendorong peningkatan produktivitas berbasis 4P, yaitu People, Process, Product, dan Policy. Strategi ini akan diperkuat dengan program upskilling dan reskilling bagi sedikitnya 50 ribu pekerja yang akan dimulai pada Oktober mendatang.
“Kita membutuhkan banyak Productivity Specialist sebagai champions dan agen perubahan di perusahaan-perusahaan Indonesia. Jangan sia-siakan kesempatan ini karena peran kalian akan menentukan masa depan daya saing bangsa,” pungkas Yassierli.(*)
Baca juga: Menaker Dorong Indonesia Lahirkan Next Practices untuk Hadapi Transformasi Dunia Kerja
Kemnaker Perkuat Pengawasan dan Tata Kelola Pengaduan Melalui Sistem Digital |
![]() |
---|
Menaker Yassierli: BPVP Banda Aceh Punya Peran Strategis Siapkan Tenaga Kerja Unggul |
![]() |
---|
Kemnaker Perkuat Kapasitas Humas Lewat Sharing Session Media Massa |
![]() |
---|
Kementerian Ketenagakerjaan Minta Asosiasi Ikut Perkuat Industri Alih Daya di Indonesia |
![]() |
---|
Data Kecelakaan Kerja Masih Tumpul, Kemenaker Akui Butuh Sistem Pencatatan yang Lebih Tajam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.