Jumat, 3 Oktober 2025

Ijazah Jokowi

Polemik Ijazah Jokowi dan Mosi Tidak Percaya BEM UGM pada Rektor, Rocky Gerung: Paradoks Akademis

Menurut Rocky Gerung, UGM gagal memenuhi permintaan etis terkait pembuktian keabsahan ijazah Jokowi.

Kompas.com/Walda
MOSI TIDAK PERCAYA - Dalam foto: Pengamat politik, Rocky Gerung, saat menjadi saksi dalam persidangan Ratna Sarumpaet di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, 23 April 2019. Pendiri SETARA Institute Rocky Gerung menyoroti sikap Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM) yang melayangkan mosi tidak percaya kepada sang rektor, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D. 

Alasan BEM UGM Layangkan Mosi Tidak Percaya kepada Rektor

BEM KM UGM menyatakan mosi tidak percaya kepada rektornya sendiri, Ova Emilia.

Sikap tersebut diambil karena para mahasiswa malu melihat "Kampus Kerakyatan" hanyalah slogan.

Ketua BEM KM UGM Tiyo Ardiyanto mengatakan, para mahasiswa hanya ingin mengembalikan marwah UGM sebagai Kampus Kerakyatan.

Kampus Kerakyatan harus berpihak semata-mata demi kepentingan rakyat dan bukan kepentingan penguasa.

"Mosi tidak percaya ke rektor ini kami layangkan karena kekecewaan kami yang mendalam, betapa Kampus Kerakyatan ternyata hanya slogan. Mengingat 27 Mei merupakan hari ketika Rektor dilantik sejak 2022, mosi tidak percaya ini sekaligus hadiah peringatan 3 tahun Rektor menjabat," ujar Tiyo saat dikonfirmasi, Sabtu (24/5/2025) malam, diwartakan Kompas.com

Tiyo mengatakan, UGM telah berperan membesarkan kekuasaan Mantan Presiden RI Joko Widodo.

Joko Widodo dinilai telah membentuk rezim pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

"UGM mestinya turut bertanggung jawab dengan menegaskan keberpihakannya," tambah Tiyo.

Tiyo menambahkan, UGM tidak tegas dalam menyikapi dinamika politik nasional saat ini.

BEM KM UGM menuntut kampus menyatakan mosi tidak percaya kepada pemerintah.

"Kami tidak akan mencabut mosi ini sampai Rektor menyatakan Mosi Tidak Percaya sebagai bukti keberpihakannya kepada Rakyat atau sesuatu yang setara dengannya," tambah Tiyo.

Tiyo mengatakan, Rektor UGM perlu mengevaluasi total kepemimpinannya apakah sejalan dengan nilai-nilai Universitas Gadjah Mada, terutama pada bagaimana UGM memosisikan diri di tengah realitas politik yang begitu problematik.

"Keberpihakan UGM kepada Rakyat itu harga yang tidak bisa ditawar dan tidak bisa dikaburkan dengan dalih bahwa UGM sering menggelar diskusi kritis tentang pemerintah sebagaimana yang diucapkan pada forum terbuka," kata Tiyo.

(Tribunnews.com/Rizki A.) (Kompas.com)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved