Semangat Juang Kendalikan Konsumsi GGL di Indonesia: Generasi Emas Jangan Sampai Jadi Generasi Lemas
Perjuangan mewujudkan 'Indonesia Emas 2045' bukan hanya soal ekonomi atau teknologi, namun juga kesehatan generasi penerusnya.
Penulis:
Wahyu Gilang Putranto
Editor:
Suci BangunDS
“Setiap produsen makanan atau minuman olahan harus membuat label peringatan atau warning label tentang makanan tidak sehat, seperti apabila mengandung gula lebih harus diberi label tinggi gula,” ungkapnya.

Pentingnya Membangun Kesadaran
Selain melalui advokasi, Fakta juga aktif menyosialisasikan bahaya konsumsi GGL berlebih kepada masyarakat, terutama terkait minuman berpemanis.
Mengutip data Survei Kesehatan Indonesia 2023, menunjukkan sebanyak 47,5 persen warga Indonesia berusia 3 tahun ke atas, mengonsumsi minuman manis lebih dari 1 kali dalam sehari.
Kemudian, 43,3 persen lainnya mengonsumsinya 1-6 kali dalam satu minggu.
“Penyebab obesitas sering disebabkan oleh kombinasi faktor genetik, lingkungan, gaya hidup, dan pola makan yang tidak sehat.”
“Pola makan tidak sehat ini termasuk juga adalah mengonsumsi minuman berpemanis dalam kemasan secara berlebihan yang juga diakibatkan belum adanya kebijakan pengendalian,” ujarnya.
Menurut Tigor, ancaman nyata pada generasi muda ini tidak boleh diabaikan.
Sehingga penting bagi mereka untuk melakukan kampanye kesehatan kepada masyarakat, seperti yang sudah dilakukan di Jabodetabek, Bandung, Solo, dan Yogyakarta.
“Target kami masyarakat menengah ke bawah, terutama membangun kesadaran orang tua sehingga anak anak tidak mengonsumsi makanan atau minuman GGL, khususnya gula berlebih,” ungkapnya.

Menurut Tigor, dampak yang sangat terasa adalah semakin banyaknya anak muda yang menderita diabetes dan gagal ginjal.
Studi Global Burden of Disease per 2019 menunjukkan bahwa 1,4 juta orang meninggal karena penyakit ginjal kronis. Sementara di Indonesia, angka kematiannya sekitar 42 ribu.
Kementerian Kesehatan juga menyoroti pergeseran usia penderita gagal ginjal yang semakin muda.
“Ini sudah alarm bahaya untuk generasi muda, kita berharap bonus demografi Indonesia Emas 2045, tapi kalau generasi sekarang masih muda sudah gagal ginjal, diabetes, obesitas, bukan Indonesia Emas tapi Indonesia Lemas, generasi sakit-sakitan,” ungkap Tigor.
Tigor menegaskan, GGL yang dikonsumsi berlebih adalah investasi penyakit.
“Makanya kami berharap pemerintah segera pengendalian konsumsi GGL lewat cukai dan penggunaan label makanan tidak sehat,” harapnya.

Sumber: TribunSolo.com
Pemerintah Hormati Inisiatif 6 Lembaga Tim Pencari Fakta Usut Aksi Unjuk Rasa Berujung Rusuh |
![]() |
---|
3 Fakta Hasil Kemenangan Juventus atas Inter Milan: Bianconeri Panen Rekor |
![]() |
---|
Tim Independen 6 Lembaga HAM Usut Dampak Kerusuhan pada Demonstrasi Agustus-September 2025 |
![]() |
---|
Program MBG Bisa Cegah Pelajar Jajan Sembarangan dan Konsumsi Makanan Ultra Proses |
![]() |
---|
Yusril Sebut Kewenangan Pembentukan TGPF Kericuhan Demo Akhir Agustus Ada di Tangan Presiden Prabowo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.