Menuju Transformasi Demokrasi Ekonomi, Aktivis Lintas Generasi Gelar Sarasehan Peringati Reformasi
Sarasehan Reformasi mengatakan setelah 27 tahun sudah sepatutnya terjadi reformulasi lagi tujuan Reformasi yang dilakukan pada tahun 1998
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Memperingati Hari Reformasi Nasional pada 21 Mei, aktivis lintas generasi 70, 80,90 dan 2000 menggelar sarasehan memperingati reformasi.
Sarasehan tersebut bertema 'Dari Demokrasi Politik Menuju Transformasi Demokrasi Ekonomi' di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (21/5/2925).
Tampil sebagai pembicara adalah aktivis Syahganda Nainggolan, Bupati Tapanuli Utara Masinton Pasaribu, dan Rocky Gerung.
Andrianto, fasilitator Sarasehan Reformasi mengatakan setelah 27 tahun sudah sepatutnya terjadi reformulasi lagi tujuan Reformasi yang dilakukan pada tahun 1998.
"Hakikinya kan kehidupan rakyat yang secara ekonomi meningkat dan pemerintahan yang bersih bebas korupsi, kolusi dan KKN. Ironisnya, hari ini yang terjadi skala korupsi malah makin menggurita dan menakutkan," kata Andrianto dalam keterangannya, Selasa (20/5/2025).
Andrianto mengatakan sarasehan reformasi tersebut tidak hanya ajang sekadar kumpul yang sifatnya seremonial semata.
"Bila 27 tahun lalu di lapangan maka kini sudah dalam usia matang dan sangatlah layak bila masuk dalam pemerintahan," kata dia.
Menurut Andrianto, para aktivis-aktivis tersebut sangat siap apabila bisa ikut dalam pemerintahan ideologis Prabowo Subianto.
Baca juga: Sejarah Hari Reformasi Nasional, Pengingat Peristiwa 21 Mei 1998 Lengsernya Presiden Soeharto
Sejarah Hari Reformasi Nasional
Melansir website humas Universitas Trisakti, latar belakang lahirnya perisitiwa reformasi di Indonesia bermula dengan krisis ekonomi tanah air pada awal 1998.
Krisis ekonomi Indonesia pada masa itu terpengaruh oleh krisis finansial Asia sepanjang 1997-1999.
Kendati demikian, stabilitas yang selalu terjaga itu akhirnya goyah juga, karena kepercayaan masyarakat kepada pemerintah semakin merosot.
Demonstrasi dan kerusuhan merebak di mana-mana.
Mahasiswa pun menuntut Soeharto agar lekas turun dari tampuk kekuasaan.
Kemudian dampak dari peristiwa demonstrasi pun semakin membara.
Apalagi setelah disiram oleh kenaikan harga bensin, yang mana dari harga Rp 700 menjadi Rp 1.200. Meledaklah peristiwa 12 Mei, yang dikenal dengan 'Tragedi Trisakti'.
Kekacauan pecah saat mahasiswa Trisakti dihalangi saat hendak menuju gedung DPR dan terjadi penembakan terhadap 4 mahasiswa oleh aparat.
Melansir laman Kesbangpol Kabupaten Kulon Progo, dampak dari sejumlah demonstrasi dan tragedi berdarah Trisakti ini, sidang paripurna pun diusulkan untuk digelar.
Ketua DPR/MPR waktu itu Harmoko menyatakan kepada pers, Wakil Ketua dan Ketua Dewan setuju menggelar sidang paripurna pada 19 Mei 1998.
Sejumlah tokoh turut diundang ke Istana untuk berdiskusi soal masalah ini. Mereka adalah Emha Ainun Nadjib, Megawati, Amien Rais, Yusril Ihza Mahendra, Nurcholis Madjid, dan tokoh lainnya.
Hingga hasilnya, pada hari Kamis, 21 Mei 1998, Soeharto menyatakan bahwa dia melepaskan jabatannya sebagai Presiden.
Berita Soeharto lengser ini pun disambut oleh hiruk-pikuk kegembiraan dari masyarakat. Reformasi memberi dampak nyata untuk kehidupan sosial dan politik masyarakat Indonesia.
Setelah reformasi terjadi amandemen UUD yang mengatur tentang kebebasan berpendapat, jaminan perlindungan HAM, dan kepastian hukum di Indonesia.
Selain itu dampak reformasi membuat Indonesia menjadi negara yang lebih demokratis dengan dilaksanakannya Pemilu Presiden dan Wakil Presiden secara langsung, pemilihan langsung Kepala Daerah, dan banyaknya partai politik bermunculan.
Untuk mengenang peristiwa bersejarah ini, maka setiap tanggal 21 Mei diperingati sebagai Hari Reformasi Nasional.
Tanggal tersebut dipilih karena bertepatan dengan peringatan reformasi Indonesia sejak tahun 1998.
Peringatan reformasi Indonesia ditandai dengan jatuhnya Presiden Soeharto dari tampuk kekuasaan Republik Indonesia.
Caption:
Andrianto, fasilitator Sarasehan Reformasi bertema 'Dari Demokrasi Politik Menuju Transformasi Demokrasi Ekonomi' di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (21/5/2925)
Tutut Soeharto Gugat Kementerian Keuangan ke PTUN, Kemenkeu Bilang Belum Terima Suratnya |
![]() |
---|
Pakar Politik Australia: Apa yang Dilakukan Prabowo Berbeda dengan Dwifungsi ABRI Zaman Soeharto |
![]() |
---|
Titiek Soeharto Kenalkan Selvi Istri Wapres Gibran ke Siswa SMK di Batam: Kenal Nggak Ini Siapa? |
![]() |
---|
Gibran Makan Seafood Bareng Ratusan Driver Ojol Setelah Tinjau Panen Lobster di Batam |
![]() |
---|
Ditemani Selvi Ananda & Titiek Soeharto, Gibran Tinjau Panen Perdana Lobster di Batam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.