Senin, 29 September 2025

Sejarah Hari Reformasi Nasional, Pengingat Peristiwa 21 Mei 1998 Lengsernya Presiden Soeharto

Sejarah Hari Reformasi Nasional 2025 yang diperingati setiap tanggal 21 Mei menjadi momen pengingat peristiwa bersejarah pada tahun 1998.

kemdikbud.go.id
SEJARAH REFORMASI NASIONAL - Soeharto saat membacakan surat pengunduran dirinya sebagai Presiden RI pada Kamis, 21 Mei 1998 sekitar pukul 09.00 WIB di Credentials Room di Istana Merdeka, Jakarta. Soeharto kemudian digantikan oleh Wakil Presiden, BJ. Habibie. Sejarah Hari Reformasi Nasional 2025 yang diperingati setiap tanggal 21 Mei menjadi momen pengingat peristiwa bersejarah pada tahun 1998. 

TRIBUNNEWS.COM - Inilah sejarah Hari Reformasi Nasional 2025 yang diperingati setiap tanggal 21 Mei.

Hari Reformasi Nasional diperingati setiap tanggal 21 Mei dan tahun ini jatuh pada hari Rabu (21/5/2025).

Peringatan Hari Reformasi Nasional 2025 menjadi momen pengingat peristiwa bersejarah pada tahun 1998 dan lengsernya Presiden Soeharto.

Lantas, bagaimana sejarah Hari Reformasi Nasional 2025?

Sejarah Hari Reformasi Nasional

Melansir website humas Universitas Trisakti, latar belakang lahirnya perisitiwa reformasi di Indonesia bermula dengan krisis ekonomi tanah air pada awal 1998.

Krisis ekonomi Indonesia pada masa itu terpengaruh oleh krisis finansial Asia sepanjang 1997-1999.

Kendati demikian, stabilitas yang selalu terjaga itu akhirnya goyah juga, karena kepercayaan masyarakat kepada pemerintah semakin merosot. 

Demonstrasi dan kerusuhan merebak di mana-mana. 

Mahasiswa pun menuntut Soeharto agar lekas turun dari tampuk kekuasaan.

Kemudian dampak dari peristiwa demonstrasi pun semakin membara. 

Apalagi setelah disiram oleh kenaikan harga bensin, yang mana dari harga Rp 700 menjadi Rp 1.200. Meledaklah peristiwa 12 Mei, yang dikenal dengan 'Tragedi Trisakti'. 

Baca juga: Tanggal 21 Mei 2025 Memperingati Hari Apa? Ada Hari Reformasi Nasional & Hari Teh Internasional

Kekacauan pecah saat mahasiswa Trisakti dihalangi saat hendak menuju gedung DPR dan terjadi penembakan terhadap 4 mahasiswa oleh aparat.

Melansir laman Kesbangpol Kabupaten Kulon Progo, dampak dari sejumlah demonstrasi dan tragedi berdarah Trisakti ini, sidang paripurna pun diusulkan untuk digelar. 

Ketua DPR/MPR waktu itu Harmoko menyatakan kepada pers, Wakil Ketua dan Ketua Dewan setuju menggelar sidang paripurna pada 19 Mei 1998. 

Sejumlah tokoh turut diundang ke Istana untuk berdiskusi soal masalah ini. Mereka adalah Emha Ainun Nadjib, Megawati, Amien Rais, Yusril Ihza Mahendra, Nurcholis Madjid, dan tokoh lainnya. 

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan