Jumat, 3 Oktober 2025

Hasan Nasbi Mundur

Perjalanan Hasan Nasbi dari Tim Jokowi ke Prabowo Hingga Kontroversi Kepala Babi

Hasan mengatakan surat pengunduran diri tersebut sudah ia teken dan diserahkan kepada Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dan Mensesneg.

Tribunnews/Taufik Ismail
HASAN NASBI MUNDUR - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (30/10/2024). Hasan membenarkan perihal unggahan pengunduran dirinya dari Kepala PCO. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belum juga setahun menjabat sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), namun Hasan Nasbi memutuskan untuk mengundurkan diri.

Hasan Nasbi merekam hari terakhir kerjanya yang diunggah dalam akun instagram Total Politik, Selasa (29/4/2025).

Baca juga: 3 Pembantu Prabowo yang Mundur dalam 6 Bulan Pemerintahan: Ada Menteri, Terbaru Hasan Nasbi

"Teman-teman semua, hari Senin tanggal 21 April 2025 adalah hari terakhir saya menjalani aktivitas di kantor komunikasi kepresidenan. Itu sebabnya hari itu diabadikan. Saya meminta adik-adik dari Total Politik untuk mendokumentasikan aktivitas terakhir saya," kata Hasan.

Hasan mengatakan dirinya sudah beberapa kali menyampaikan dalam podcast bahwa apabila ada suatu pekerjaan atau masalah yang tidak bisa ditangani maka harus tahu diri.

Baca juga: Gerindra Hormati Keputusan Hasan Nasbi Mundur dari Kepala Kantor Komunikasi Presiden

"Tidak perlu heboh-heboh, kita pun harus tahu diri dan kemudian mengambil keputusan untuk menepi. Maka pada hari ini, 21 April 2025, sepertinya saat itu sudah tiba," katanya.

Hasan mengatakan surat pengunduran diri tersebut sudah ia teken dan diserahkan kepada Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dan Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi.

"Surat pengunduran diri saya tandatangani dan saya kirimkan kepada Presiden melalui dua orang sahabat baik saya, Menteri Sekretaris Negara dan Sekretaris Kabinet," tuturnya.

Saat dikonfirmasi Hasan membenarkan perihal unggahan pengunduran dirinya dari Kepala PCO.

"Silahkan dikutip yang dari total politik," ujarnya.

Baca juga: Angga Raka Prabowo dan Dahnil Anzar Simanjuntak Diprediksi Gantikan Hasan Nasbi Jadi Kepala PCO

Dilantik Jokowi

Presiden Jokowi resmi melantik Hasan Nasbi sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan di Istana, Senin (19/8/2024).

Diketahui, beberapa badan baru dibentuk Jokowi berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2024 tentang Kantor Komunikasi Presiden, yang diundangkan sejak 15 Agustus 2024.

Berdasarkan Pasal 1 beleid tersebut, disebutkan, Kantor Komunikasi Kepresidenan adalah lembaga nonstruktural yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada presiden.

Kantor Komunikasi Kepresidenan ini akan dipimpin oleh seorang Kepala Kantor, Deputi Bidang Materi Komunikasi dan Informasi, Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi, Deputi Bidang Koordinasi Informasi dan Evaluasi Komunikasi, dan Juru Bicara Presiden.

Hasan Nasbi menjadi orang pertama yang akan menjabat sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan.

Saat pelantikan, Jokowi memandu Hasan untuk membacakan sumpah jabatan.

"Demi Allah saya bersumpah, bahwa saya akan setia kepada UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945. Serta akan menjalankan segala peraturan perundangan-undangan dengan selurus-lurusnya demi dharma bakti saya kepada bangsa dan negara. Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tangung jawab," kata Hasan.

Nama Hasan Nasbi makin mentereng sejak ia menjadi pendukung fanatik pasangan Joko Widodo dan Ahok saat Pilgub DKI Jakarta 2012.

Hasan dikenal publik sebagai sosok yang kerap mengkritik Anies Baswedan.

Hasan merupakan jubir TKN Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024 lalu.

Ia sempat menjadi Anggota Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran Bidang Komunikasi.

Baca juga: Hasan Nasbi Mundur dari Kepala PCO, Golkar Minta Jubir yang Melekat ke Presiden

Kontroversi Kepala Babi

Hasan Nasbi sempat menjadi sorotan terkait kelakarnya soal teror kiriman kepala babi 'dimasak saja' kepada seorang jurnalis dan host sinar Bocor Alur Politik Tempo, Francisca Christy Rosana alias Cica.

Hasan sebelumnya melayangkan kelakar itu di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pada Jumat (21/3/2025) malam. 

Namun, Hasan menyatakan setuju dengan sikap Francisca, yang menanggapi teror itu dengan candaan pula, yakni mengaku lain kali akan memasak kepala babi tersebut lebih enak. 

"Justru saya setuju dengan Francisca menyikapi teror itu. Kan Fransisca merecehkan teror itu sehingga KPI si peneror enggak kesampaian kan. Ya berarti kan salah orang itu, berarti kan enggak sampai itu," kata Hasan kepada Kompas.com, Sabtu (22/3/2025). 

Hasan mengaku, ia jarang setuju dengan Tempo. Namun kali ini, ia setuju dengan respons yang dibuat Cica agar tidak memperkuat teror. 

Dengan begitu kata Hasan, peneror akan kehabisan akal dan stres karena niatnya tak tersampaikan.

"Menurut saya kalau dilecehkan begitu, kan si pelaku KPI-nya enggak sampai. Tujuannya enggak sampai. Saya rasa kalau sekaligus dimasak, jedot-jedotin kepala itu si peneror. Ya gimana, gagal deh," ucap Hasan. 

Baca juga: Mensesneg Gantikan Hasan Nasbi Jadi PCO? Gerindra Ungkit Peran Moerdiono di Era Soeharto

Menurut Hasan, cara merespons Cica termasuk elegan. 

Ia lantas mengingat-ingat aksi teror Bom Sarinah pada tahun 2016 silam. 

Reaksi yang dikeluarkan publik kala itu relatif sama, yakni tidak menunjukkan ketakutan dengan membanjiri area bekas bom dengan berjualan sate, gorengan, hingga kopi kemasan. 

"Itu aktor intelektualnya pasti stres berat. Kan targetnya si peneror bukan soal berapa jumlah korban dan berapa ledakannya, tapi warga Jakarta enggak takut. Jadi KPI-nya enggak kesampaian," jelas dia. 

Hasan menilai, semua pihak yang memiliki konsen yang sama bahwa teror semacam mengirimkan paket berisi kepala babi, sudah ketinggalan zaman.

Oleh karenanya, ia pun menanggapi teror itu dengan candaan "dimasak saja". 

Ia pun menampik pernyataannya justru mengecilkan kebebasan pers alih-alih peneror. 

Dirinya mendorong Tempo untuk melaporkan teror ke aparat penegak hukum dan mendorong penegak hukum untuk menindaklanjutinya. 

"Kita kan enggak tahu urusan mereka dengan siapa. Tapi yang diminta tanggapan Istana. Makanya saya merasa ya proporsional saja menjawabnya. Menurut saya kalau dilaporkan ke polisi, polisi harus cari tahu tuh siapa yang mengirimkan itu. Tapi dari sisi kita, kita kan enggak tahu apa-apa. Dari sisi si wartawan Tempo itu sudah benar," tandasnya.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved