Minggu, 5 Oktober 2025

Diplomasi Keagamaan di Internasional, Indonesia Kirim 20 Dai ke Uni Emirat Arab

Menurut Zayadi, keikutsertaan dalam program ini memiliki dimensi strategis sangat penting. Kegiatan ini juga dirancang sebagai sarana benchmarking bag

Penulis: Fahdi Fahlevi
Tribunnews.com/Handout
PROGRAM DAI INTERNASIONAL - Kementerian Agama saat melepas 20 dai pilihan dari berbagai daerah untuk mengikuti program dauroh du’at atau pelatihan dakwah di Uni Emirat Arab (UEA). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Agama Republik Indonesia mengirimkan sebanyak 20 dai pilihan dari berbagai daerah untuk mengikuti program dauroh du'at atau pelatihan dakwah di Uni Emirat Arab (UEA).

Program ini merupakan implementasi dari kerja sama resmi antar pemerintah (G2G) antara Republik Indonesia dan Pemerintah Uni Emirat Arab.

Direktur Penerangan Agama Islam, Kementerian Agama, Ahmad Zayadi, menegaskan bahwa keikutsertaan para peserta ini sebagai representasi diplomasi keagamaan Indonesia di kancah internasional.

"Sebanyak 20 peserta yang terpilih ini bukan hanya berdasarkan seleksi administratif, tetapi juga atas dasar rekam jejak pengabdian dan integritas dakwah. Mereka akan menjadi representasi wajah Islam Indonesia di level global," ungkap Zayadi melalui keterangan tertulis, Minggu (13/04/2025) malam.

Menurut Zayadi, keikutsertaan dalam program ini memiliki dimensi strategis sangat penting.

Kegiatan ini juga dirancang sebagai sarana benchmarking bagi para dai.

Zayadi menjelaskan pendekatan yang akan digunakan adalah metode 3N, yakni niteni (memperhatikan), niru (meniru praktik baik), dan nambahi (menambah nilai khas lokal).

"Kegiatan dauroh ini harus dimanfaatkan sebagai ajang benchmarking dakwah internasional. Kita tidak hanya belajar, tapi juga memperkaya,” ujarnya.

Baca juga: Prabowo Pimpin Delegasi Indonesia Bertemu Emir Sheikh Tamim di Doha

Zayadi juga menekankan pentingnya menjaga nama baik bangsa Indonesia selama program berlangsung.

"Dengan menjaga nama baik bangsa, kita sedang membangun trust building yang penting dalam hubungan bilateral, termasuk pengembangan Islamic Center Solo yang juga bagian dari kerja sama ini,” jelasnya.

Ia berharap, pengalaman internasional ini tidak berhenti sebagai formalitas perjalanan, tetapi benar-benar menjadi lompatan peningkatan kualitas.

"Kita berharap para peserta tidak hanya pulang dengan pengalaman, tetapi juga membawa pulang nilai tambah konkret dalam penguatan dakwah, dialog antaragama, dan pelayanan keagamaan di Indonesia," tuturnya.

Sementara itu, Kasubdit Kemitraan Umat Islam, Ali Sibromalisi, menambahkan bahwa kegiatan ini bukan hanya tentang penguatan kapasitas, tetapi juga pengalaman yang akan membekas.

"Kegiatan dauroh ini menjadi kesempatan emas untuk menimba ilmu sekaligus memperluas wawasan internasional,” ujarnya.

Baca juga: SBY Mengaku Hati-hati Bicara Kebijakan Kontroversial Trump di Medsos

Program dauroh du'at ini merupakan angkatan kedua, setelah tahun lalu berhasil dilaksanakan dengan respons yang sangat positif dari peserta.

Pihaknya berharap program ini akan terus berlanjut dan berkembang sebagai bagian dari diplomasi keagamaan Indonesia yang moderat, inklusif, dan berwawasan global.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved