Diplomasi Keagamaan di Internasional, Indonesia Kirim 20 Dai ke Uni Emirat Arab
Menurut Zayadi, keikutsertaan dalam program ini memiliki dimensi strategis sangat penting. Kegiatan ini juga dirancang sebagai sarana benchmarking bag
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Agama Republik Indonesia mengirimkan sebanyak 20 dai pilihan dari berbagai daerah untuk mengikuti program dauroh du'at atau pelatihan dakwah di Uni Emirat Arab (UEA).
Program ini merupakan implementasi dari kerja sama resmi antar pemerintah (G2G) antara Republik Indonesia dan Pemerintah Uni Emirat Arab.
Direktur Penerangan Agama Islam, Kementerian Agama, Ahmad Zayadi, menegaskan bahwa keikutsertaan para peserta ini sebagai representasi diplomasi keagamaan Indonesia di kancah internasional.
"Sebanyak 20 peserta yang terpilih ini bukan hanya berdasarkan seleksi administratif, tetapi juga atas dasar rekam jejak pengabdian dan integritas dakwah. Mereka akan menjadi representasi wajah Islam Indonesia di level global," ungkap Zayadi melalui keterangan tertulis, Minggu (13/04/2025) malam.
Menurut Zayadi, keikutsertaan dalam program ini memiliki dimensi strategis sangat penting.
Kegiatan ini juga dirancang sebagai sarana benchmarking bagi para dai.
Zayadi menjelaskan pendekatan yang akan digunakan adalah metode 3N, yakni niteni (memperhatikan), niru (meniru praktik baik), dan nambahi (menambah nilai khas lokal).
"Kegiatan dauroh ini harus dimanfaatkan sebagai ajang benchmarking dakwah internasional. Kita tidak hanya belajar, tapi juga memperkaya,” ujarnya.
Baca juga: Prabowo Pimpin Delegasi Indonesia Bertemu Emir Sheikh Tamim di Doha
Zayadi juga menekankan pentingnya menjaga nama baik bangsa Indonesia selama program berlangsung.
"Dengan menjaga nama baik bangsa, kita sedang membangun trust building yang penting dalam hubungan bilateral, termasuk pengembangan Islamic Center Solo yang juga bagian dari kerja sama ini,” jelasnya.
Ia berharap, pengalaman internasional ini tidak berhenti sebagai formalitas perjalanan, tetapi benar-benar menjadi lompatan peningkatan kualitas.
"Kita berharap para peserta tidak hanya pulang dengan pengalaman, tetapi juga membawa pulang nilai tambah konkret dalam penguatan dakwah, dialog antaragama, dan pelayanan keagamaan di Indonesia," tuturnya.
Sementara itu, Kasubdit Kemitraan Umat Islam, Ali Sibromalisi, menambahkan bahwa kegiatan ini bukan hanya tentang penguatan kapasitas, tetapi juga pengalaman yang akan membekas.
"Kegiatan dauroh ini menjadi kesempatan emas untuk menimba ilmu sekaligus memperluas wawasan internasional,” ujarnya.
Baca juga: SBY Mengaku Hati-hati Bicara Kebijakan Kontroversial Trump di Medsos
Program dauroh du'at ini merupakan angkatan kedua, setelah tahun lalu berhasil dilaksanakan dengan respons yang sangat positif dari peserta.
Pihaknya berharap program ini akan terus berlanjut dan berkembang sebagai bagian dari diplomasi keagamaan Indonesia yang moderat, inklusif, dan berwawasan global.
Dukung Upaya Menarik Investor dari Timur Tengah, KJRI Dubai: Positif untuk Hubungan Ekonomi RI-UEA |
![]() |
---|
PPATK Serahkan Sejumlah Besar Data Aliran Dana Korupsi Kuota Haji 2024 ke KPK, Data Siapa Saja? |
![]() |
---|
PBNU Bantah Terima Aliran Dana Korupsi Kuota Haji: 'Disebutkan Saja Nama yang Tersangkut' |
![]() |
---|
Jawaban Modul 3.5 Pembuatan Dashboard Interaktif Visualisasi Data Real-Time, PINTAR Kemenag |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Modul 3.2 Pengenalan AI dalam Visualisasi Data - Bagian 2, PINTAR Kemenag |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.