Jumat, 3 Oktober 2025

Teror Kepala Babi

Ucapan Hasan Nasbi soal Teror Kepala Babi Bikin Prabowo Kaget hingga Desakan Hasan Nasbi Dievaluasi

Menurut Prabowo, pernyataan Hasan Nasbi yang mengatakan agar kepala babi tersebut "dimasak saja" adalah salah dan keliru.

Penulis: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN
KONTROVERSI HASAN NASBI - Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi melakukan wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Studio Tribun Network, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (23/1/2025). Presiden Prabowo Subianto mengaku kaget dengan pernyataan Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi soal teror kepala babi terhadap jurnalis Tempo. TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto mengaku kaget dengan pernyataan Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi soal teror kepala babi terhadap jurnalis Tempo.

Menurut Prabowo, pernyataan Hasan Nasbi yang mengatakan agar kepala babi tersebut "dimasak saja" adalah salah dan keliru.

Baca juga: Prabowo Akui Komunikasi Pemerintah Buruk, Pengamat Sebut Kepala PCO Hasan Nasbi Seharusnya Diganti

Prabowo menjelaskan bahwa ucapan Hasan Nasbi sebagai orang yang baru bergabung di pemerintahan adalah keliru dan teledor.

"Tapi, benar itu ucapan yang menurut saya teledor, itu ya keliru. Ya, saya kira beliau menyesal," ujar Prabowo dalam wawancara bersama enam pemimpin redaksi media massa di Hambalang, Jawa Barat, Minggu (6/4/2025) seperti dikutip dari YouTube Kompas.id, Senin (7/4/2025).

Prabowo juga menilai para pejabat baru di lingkup pemerintahan seringkali kurang berhati-hati dalam merespons masalah yang menjadi sorotan publik. 

"Banyak yang baru. Jadi, mungkin kurang waspada, kurang hati-hati dalam mengucap. Saya kira itu yang bisa saya jelaskan. Saya belum ketemu sih sebetulnya. Setelah tahu, saya juga kaget," tutur Prabowo.

Sebagai kepala negara, Prabowo juga mengakui bahwa komunikasi dalam pemerintahannya perlu lebih ditingkatkan. 

Sebab, sejak awal memimpin negara, Prabowo memang berorientasi kepada hasil kerja.

Baca juga: Pengamat Politik Tak Menyangka Ucapan Hasan Nasbi soal Kepala Babi yang Diterima Tempo

"Tapi, bahwa komunikasi kurang baik, itu sebetulnya saya anggap itu saya yang bersalah. Karena fokus kami deliver, kerja, rakyat menunggu keputusan," ujarnya.

Sementara itu sejumlah pihak mendesak agar Hasan Nasbi dievaluasi dari jabatannya sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan.

Pengamat Minta Hasan Nasbi Mundur

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul M Jamiluddin Ritonga menilai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi, perlu bertanggung jawab. 

Tanggung jawab itu, kata Jamiluddin, idealnya diikuti dengan keputusan mengundurkan diri.

Namun jika Hasan Nasbi tidak mau mundur, sebaiknya Presiden Prabowo memecatnya. 

"Masih banyak anak bangsa yang lebih mampu mengisi posisi tersebut. Jadi, mengganti Kepala PCO diharapkan dapat mengubah pendekatan komunikasi pemerintah yang lebih pas dengan sistem terbuka (demokrasi)," ujarnya.

"Dengan begitu, komunikasi pemerintah ke depan akan lebih pas menggunakan pendekatan bottom up dan berempati," tandasnya.

Baca juga: Geramnya Susi Pudjiastuti dengan Hasan Nasbi soal Teror Tempo: Dia Harus Berhenti Bicara Depan Umum

Golkar Minta Evaluasi Hasan Nasbi

Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Muhammad Sarmuji, menyarankan Presiden Prabowo Subianto untuk mengevaluasi Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi.

Hal ini merespons pernyataan Prabowo yang mengakui jika Hasan Nasbi teledor saat mengomentari aksi teror kepala babi terhadap redaksi Tempo.

"Intinya evaluasi," kata Sarmuji saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (8/4/2025).

Sarmuji menegaskan, pencopotan atau evaluasi semuanya tergantung presiden sebagai kepala negara.

"Kalau itu terserah presidennya. Tetapi saya ingin menekankan begini, sebenarnya tidak ada gelap, yang ada adalah ketiadaan cahaya," ujarnya.

Dia menjelaskan bahwa fungsi komunikasi pemerintahan adalah menghadirkan cahaya, yakni memberikan informasi yang valid dan otoritatif, serta narasi positif.

"Sehingga orang memandang pemerintah itu atau memandang negara ini tidak gelap karena kehadiran cahaya dari komunikasi pemerintah," ucap Sarmuji.

Sarmuji meminta Hasan Nasbi untuk belajar dari kesalahan.

Menurutnya, ada dua opsi yang bisa diambil terhadap Hasan Nasbi, yakni perbaikan atau penggantian.

"Ya evaluasi kan ada dua kemungkinan tadi, bisa perbaikan, bisa pergantian. Kalau memang bisa diperbaiki dalam proses ini, mungkin ada proses belajar untuk tidak menjawab dengan tergesa-gesa untuk lebih memiliki perspektif yang positif terhadap masukan orang lain atau lebih berempati terhadap kondisi orang lain ya itu bagus juga," tegasnya.

Kontroversi Pernyataan Hasan Nasbi

Sebelumnya teror kepala babi itu terjadi pada Kamis (20/4/2025), ketika pengirim anonim mengirimkan kepala babi ke redaksi Tempo, khususnya ditujukan kepada jurnalis Francisca Christi.

Kejadian tersebut menimbulkan kecaman luas.

Saat kejadian, Hasan Nasbi, dalam konferensi pers di Kompleks Istana Kepresidenan pada Jumat (21/3/2025), sempat melontarkan pernyataan yang dianggap sensitif.

Hasan Nasib saat itu mengatakan bahwa kiriman kepala babi tersebut sebaiknya "dimasak saja." 

Pernyataan tersebut menuai kontroversi dan mendapat reaksi keras dari berbagai kalangan.

Namun, dalam penjelasan terbarunya, Hasan mencoba meredakan suasana dengan mengatakan bahwa dirinya sebenarnya setuju dengan sikap Francisca Christi yang memilih untuk merespons teror tersebut dengan canda.

"Justru saya setuju dengan Francisca menyikapi teror itu. Kan Francisca merecehkan teror itu sehingga KPI si peneror enggak kesampaian kan. Ya berarti kan salah orang itu, berarti kan enggak sampai itu," kata Hasan Nasbi saat itu.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved