Kisah Pilu Salman Terkungkung Online Scam di Kamboja: Disiksa, Tak Digaji, Target Korban Indonesia
Di ruang tunggu Terminal 2F Bandara Soetta, Salman duduk termenung, sesekali menunduk dan berbincang dengan rekan-rekannya.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wajah Salman tampak lelah dan muram saat ia tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Jumat (28/2/2025) malam.
Setelah penerbangan panjang dari Thailand, pria asal Selat Panjang, Riau, itu akhirnya kembali ke Indonesia bersama 83 orang lainnya.
Mereka baru saja tiba di Tanah Air usai diselamatkan oleh pemerintah Indonesia dari jeratan pekerjaan ilegal sebagai penipuan online atau "online scam" di Kamboja dan Myanmar.
Di ruang tunggu Terminal 2F Bandara Soetta, Salman duduk termenung, sesekali menunduk dan berbincang dengan rekan-rekannya.
Beberapa orang di sekitarnya mengenakan masker, sementara Salman mengenakan bandana merah sebagai tanda identitas kelompoknya.
Salman sesekali memperhatikan orang-orang disekitarnya yang terdiri dari pejabat Kementerian Luar Negeri, Kementerian Sosial, Bareskrim Polri hingga Interpol.
Sebagai salah satu korban, ia menceritakan perjalanan pahit yang membawanya ke negara-negara tersebut.
Baca juga: Sritex Tutup Permanen 1 Maret, Menaker Yassierli Siap Kawal Hak-hak Pekerja agar Terpenuhi
Salman menceritakan, awalnya pada April 2024, ia menerima tawaran pekerjaan sebagai marketing dari sebuah platform jual beli online yang menjanjikan gaji besar dan lingkungan kerja yang aman.
“Saya keluar dari Indonesia itu 22 April 2024. Waktu itu saya dijanjikan jadi marketing Shopee,” kata Salman kepada Tribunnews.
“Iming-imingnya katanya di sana gaji besar, tempat aman, tidak ada melakukan fisik. Tetapi setelah saya sampai di Kemboja memang tidak ada (gaji besar),” sambung dia.
Namun, sesampainya di Kamboja, kenyataannya jauh berbeda.
Di Kamboja, ia dipaksa untuk bekerja sebagai penipu beridentitas sebagai wanita di media sosial, dengan tugas merayu pria di Facebook dan Instagram untuk menjadi korban penipuan.
“Di sana itu kita bekerja sebagai wanita untuk merayu laki-laki yang ada di Facebook dan Instagram. Kalau di Kemboja itu kemarin saya disuruh untuk dua negara, Indonesia dan Malaysia,” ungkapnya.
Baca juga: Memahami Tren Kabur Aja Dulu di Kalangan Generasi Muda
Pihak perusahaannya juga menargetkan agar dirinya mengincar orang-orang Indonesia dan Malaysia sebagai korban scam online pekerjaannya.
Namun, justru Salman melakoni pekerjaan itu tanpa gaji.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.