Memahami Tren 'Kabur Aja Dulu' di Kalangan Generasi Muda
Sosiolog Universitas Indonesia (UI), Daisy Indra Yasmine menanggapi fenomena Kabur Aja Dulu yang tengah menjadi tren anak muda di media sosial.
TRIBUNNEWS.COM - Fenomena "Kabur Aja Dulu" tengah mencuri perhatian di media sosial.
Tren ini bukan sekadar ajakan untuk berkelana ke luar negeri, tetapi merupakan ekspresi keresahan generasi muda yang sedang mencari harapan akan masa depan yang lebih baik.
Kegelisahan Generasi Muda Terhadap Kesempatan Hidup
Daisy Indira Yasmine, seorang sosiolog dari Universitas Indonesia, mengungkapkan bahwa tren ini mencerminkan aspirasi kegelisahan kaum muda di Indonesia.
Mereka merasakan kesulitan dalam menemukan pekerjaan, pendapatan yang tidak sepadan dengan biaya hidup, dan ketidakpastian tentang masa depan.
"Ketika tren 'Kabur Aja Dulu' terus berkembang, artinya banyak orang ingin menyuarakan aspirasi kegelisahan ini," kata Daisy kepada Tribunnews, Minggu (16/2/2025).
Suara mereka menggambarkan situasi yang sangat nyata bagi banyak pemuda Indonesia, yang merindukan kesempatan dan harapan yang lebih baik.
Dampak Positif dan Negatif Dari Tren Ini
Daisy, yang kini melanjutkan studi di Belanda, menjelaskan bahwa meskipun ada dampak positif dari gerakan ini, kita tidak boleh mengabaikan konsekuensi yang mungkin timbul.
"Dampak dari gerakan ini bagi negara kita adalah bagus. Ini adalah aspirasi kritis yang perlu diperhatikan oleh pemerintah untuk mengevaluasi kondisi ekonomi dan ketenagakerjaan di Indonesia," lanjutnya.
Remitansi dari tenaga kerja Indonesia di luar negeri dapat meningkatkan ekonomi lokal, namun perhitungan lebih dalam terkait pajak dan regulasi di negara tujuan juga sangat penting.
Baca juga: Tren Kabur Aja Dulu Bentuk Kegelisahan Anak Muda? Ini Kata Sosiolog
Namun, Daisy memperingatkan, "Kaum muda yang terpengaruh tren ini tanpa persiapan matang bisa mengalami kesulitan."
Tanpa pengetahuan yang cukup mengenai proses migrasi dan risiko yang terlibat, banyak dari mereka bisa terjebak dalam situasi yang tidak diinginkan.
Tidak Semudah yang Dibayangkan
Keinginan untuk berpindah ke luar negeri seringkali diwarnai harapan yang tidak realistis.
Daisy menegaskan pentingnya pemahaman akan regulasi negara tujuan sebelum mengambil keputusan besar ini.
“Setiap negara memiliki aturan tersendiri bagi tenaga kerja asing. Kita juga harus waspada terhadap agen pengirim tenaga kerja yang mungkin tidak tepercaya,” tuturnya.
Masalah bahasa dan perbedaan budaya bisa menjadi rintangan yang signifikan bagi para imigran.
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi 10 Destinasi Wisata Solo: Lokananta, Pasar Malam Ngarsopuro, hingga Pasar Triwindu |
![]() |
---|
Assalamualaikum Baitullah Sedang Tayang di Bioskop Seluruh Indonesia, Jangan Sampai Terlewat |
![]() |
---|
Jenis-jenis Atap Multiroof yang Cocok untuk Gaya Rumah Tropis hingga Japandi |
![]() |
---|
Bangun Kolaborasi Positif, Bea Cukai Bandung Sambangi Dua Perusahaan Garmen |
![]() |
---|
70+ Ucapan Selamat Hari Bhayangkara ke-79 untuk Polri, Berisi Doa dan Harapan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.