Program TEKAD Dorong Transformasi Ekonomi di Papua Barat Daya
Program TEKAD membantu warga Papua Barat Daya meningkatkan pendapatan dengan mengolah ikan mentah menjadi produk bernilai tinggi.
Editor:
Content Writer
"Solusi pembangunan yang tahan lama membutuhkan anggaran untuk dibelanjakan pada proyek-proyek yang memiliki manfaat ekonomi jangka panjang, bukannya dibelanjakan untuk berbagai inisiatif jangka pendek setiap tahunnya," kata Yumi Sakata, Programme Officer di kantor IFAD di Jakarta.
"Dengan dukungan fasilitator TEKAD, para penerima manfaat - yang sebagian besar adalah perempuan pedesaan - mempelajari model bisnis yang berkelanjutan," lanjutnya.
Menurut data TEKAD, investasi yang diberikan di Bianci adalah Rp 130 juta dalam bentuk barang dan Rp 100 juta dalam bentuk uang tunai bagi penduduk desa untuk membeli bahan baku dan membangun fasilitas untuk mengeringkan ikan.
Baca juga: STRIVE JUVENILE Indonesia: Melindungi Anak-Anak dari Terorisme dan Ekstremisme Kekerasan
Perjalanan Saukabu menuju ekonomi berbasis kelapa
Berjarak satu jam perjalanan lebih lanjut dengan perahu cepat, 200 penduduk Saukabu telah mengembangkan rencana - dengan dukungan TEKAD - untuk meningkatkan pendapatan mereka.
Meskipun pengetahuan bahasa Inggris mereka terbatas, mereka sangat akrab dengan singkatan VCO (atau "vi-si-oh"), yang merupakan singkatan dari virgin coconut oil atau minyak kelapa murni, yang digunakan untuk perawatan wajah, pijat, dan masakan kelas atas.
Terletak di sekitar gugusan pulau-pulau indah yang menghiasi uang kertas Rp 100.000, hasil utama pulau ini adalah kelapa - sekitar 40 ton per tahun.

TEKAD telah menjadi jalur kehidupan utama di daerah tersebut, kata Wahab Sangaji, Penasihat Ekonomi Khusus Kabupaten Raja Ampat.
"Jika kami memiliki satu harapan, itu adalah untuk memperluas dukungan TEKAD dan pengetahuannya ke seluruh 117 desa di kabupaten ini," katanya.
Perubahan yang terjadi tidak hanya pada produk kelapa dan ikan yang ditingkatkan.
Setelah bekerja dengan penduduk pulau sejak peluncuran TEKAD pada tahun 2021, fasilitator Trully Novalia mengatakan bahwa manfaat jangka panjang lebih besar daripada keuntungan konkret.
"TEKAD membawa perubahan pola pikir - agar masyarakat memiliki tujuan dan rencana serta memikirkan peluang ekonomi. Hal ini akan memungkinkan mereka untuk memunculkan dan mengimplementasikan ide-ide bisnis jauh setelah proyek ini berakhir," kata Trully.
Afi Gamso, seorang ibu dari tiga anak di Bianci, merasa puas dengan manfaat yang lebih langsung untuk saat ini.
"Dari uang yang baru saya dapatkan, saya bisa membeli pakaian baru dan perlengkapan sekolah untuk anak-anak saya. Sangat penting bagi mereka untuk tampil layak di sekolah menengah atas di kota," tutur Afi.
Artikel ini merupakan hasil kerja sama United Nations Indonesia dengan Tribunnews. Untuk informasi lengkap, kunjungi laman resmi UN Indonesia.
Artikel ini merupakan bagian dari inisiatif Lokal Asri yang berfokus pada lokalisasi nilai-nilai tujuan pembangunan berkelanjutan. Pelajari selengkapnya!
Aksi Bergerak Serentak Sukses Digelar di Kupang dan Malang |
![]() |
---|
Dari Lokal Asri untuk Alam Indonesia: Gerakan Kolektif dan Inisiatif Menjaga Keberlanjutan |
![]() |
---|
5 Warga Terduga Perusak Rumah Gubernur Papua Barat Daya Dibebaskan dari Tahanan |
![]() |
---|
Rusuh di Sorong, Rumah Gubernur Papua Barat Daya Diserang Massa, 1 Warga Tertembak |
![]() |
---|
Rumah Gubernur Papua Barat Daya Diserang Massa Buntut Pemindahan 4 Tahanan, Empat Mobil Dirusak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.