Kamis, 2 Oktober 2025

Upaya Penanganan Pengungsi di Jakarta dan Medan, UNHCR bersama SMART Beri Pelatihan Keterampilan

Upaya penanganan para pengungsi di Jakarta dan Medan, UNHCR berdayakan para pengungsi dengan memberikan pelatihan keterampilan lewat lembaga SMART

Editor: Content Writer
Istimewa
BERDAYAKAN LEWAT PELATIHAN - Beri bantuan bagi para pengungsi lewat berbagai pelatihan menjadi tujuan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) di Indonesia lewat bantuan Skilled Migrant and Refugee Technicians (SMART) dengan memberikan pelatihan keterampilan. 

TRIBUNNEWS.COM - Memberikan perlindungan dan bantuan bagi mereka para refugee atau pengungsi di Indonesia dapat dilakukan dengan berbagai cara. Sebagaimana diketahui, para pengungsi yang datang dari berbagai negara ini datang ke Indonesia tanpa membawa apapun. Dari banyaknya yang dimiliki, mereka hanya memiliki waktu yang banyak untuk bisa diubahnya dengan mengikuti sebuah pelatihan. 

Maka dari itu, Hakmat dan teman-temannya para pengungsi dari Afghanistan memulai sebuah organisasi untuk membantu sesama pengungsi di Indonesia lewat Skilled Migrant and Refugee Technicians (SMART). 

“Apabila kita tidak melakukan sesuatu yang baik dengan waktu kita, maka kita hanya akan membuang-buang waktu saja. Padahal waktu itu sangat berharga dan tidak akan bisa kembali lagi,” ungkap Hakmat. 

Di Indonesia, yang bukan merupakan pihak dalam Konvensi Pengungsi PBB tahun 1951 dan menganggap dirinya sebagai negara transit. Sebab, banyak dari para pengungsi yang hidup dalam ketidakpastian selama bertahun-tahun dan menunggu negara ketiga yang akan menerima para pengungsi untuk memiliki tempat tinggal baru karena kurangnya rasa aman untuk kembali ke negara asal. Sayangnya, Indonesia tidak memberikan jalan menuju integrasi lokal. 

Tujuh tahun yang lalu, Hakmat untuk pertama kalinya mencari suaka di Indonesia, banyak menemukan kenangan yang bermakna tentang kampung halaman. Mulai dari mencium aroma roti yang baru dipanggang dan harum masakan ibunya sebelum terjadinya penganiayaan Taliban terhadap etnis minoritas Hazara dan memaksa keluarganya untuk mengungsi ke Quetta Pakistan hingga kenangan akan bau asap yang menyengat setelah bom yang disembunyikan berhasil menewaskan puluhan orang di pasar terbuka dan menghancurkan rumahnya. 

“Saat itu saya merasa tersesat. Saya menangis karena kenangan masa mudah yang berlalu begitu saja, tanpa bisa melanjutkan pendidikan,” jelas Hakmat. 

Dari sejak itu, Hakmat berusaha untuk mengajak para pengungsi untuk menghabiskan waktu dengan memiliki kegiatan yang bermanfaat dengan hadirnya SMART, sebuah organisasi pelatihan yang dipimpin oleh para pengungsi yang berorientasi pada meningkatkan kemampuan dan pengembangan keterampilan yang dapat disalurkan kepada para pengungsi. 

Sayangnya, ketika Hakmat dan teman-temannya sedang bersemangat mencari dana bantuan dari berbagai LSM untuk membeli domain web hingga memperkuat bakat-bakat mereka seperti desain grafis hingga coding, pandemi Covid-19 justru mengambil alih aksi mereka pada awal tahun 2020. 

Aksi mereka harus segera diubah. Maka tugas pertama SMART yang perlu dilakukan adalah membuat kampanye pesan dengan berbagai bahasa untuk memastikan komunitas-komunitas para pengungsi di Indonesia yang saat itu berjumlah lebih dari 14.000 dapat saling terhubung satu sama lain dengan tetap aman di tempat pengungsian masing-masing. 

Kepala Perwakilan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) di Indonesia Ann Maymann mengatakan, “Ketika pandemi Covid-19 melanda, para pengungsi sangat rentan karena tempat pengungsian yang sempit dan penuh sesak. Maka perlu adanya meningkatkan pelayanan kesehatan, psikososial, dan perlindungan di tengah Covid-19 dengan hadirnya kontribusi organisasi-organisasi yang dipimpin oleh para pengungsi seperti SMART untuk memastikan informasi yang akurat dan menjangkau masyarakat di luar jaringan pengaman pemerintah.” 

SMART menjadi tempat pelatihan tentang literasi dan digital bagi para pengungsi

Pada 2022, UNHCR di Indonesia memilih SMART sebagai fasilitator dalam proyek pelatihan kantor tentang literasi dan keamanan digital yang didanai langsung oleh Layanan Inovasi Digital UNHCR di Jenewa. 

Adapun proyek ini memberikan pelatihan kepada sekitar 60 pengungsi dengan menggunakan pendekatan pelatihan untuk pelatih yang membantu menyebarluaskan informasi yang akurat melalui komunitas yang lebih luas. 

Saat program unggulan SMART ini mulai berjalan, sebuah kursus online pada tahun pertamanya memilih 30 pengungsi yang sekitar separuhnya adalah pengungsi perempuan. Dari para peserta yang terpilih ini, mereka mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kursus desain website dan desain grafis. Pada 2023, SMART berencana untuk melipatgandakan jumlah peserta dalam pelatihan. 

Halaman
12

Artikel ini merupakan bagian dari inisiatif Lokal Asri yang berfokus pada lokalisasi nilai-nilai tujuan pembangunan berkelanjutan. Pelajari selengkapnya!

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved