Jumat, 3 Oktober 2025

Kementerian Pendidikan Jerman Danai Kajian Penghematan Energi pada Industri di Indonesia

Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya menggelar International Conference of The German-Indonesia, ENA-Tex Project.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Wahyu Aji
HO/Atma Jaya
PENGHEMATAN ENERGI - Perwakilan pihak Jerman yang menghadiri International Conference of The German-Indonesia, ENA-Tex Project di Gedung Yustinus lantai 15, Kampus Semanggi, Unika Atma Jaya, Jakarta. Konferensi ini untuk mempresentasikan hasil dan mendiskusikan antara industri tekstil dan komunitas akademik. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya menggelar International Conference of The German-Indonesia, ENA-Tex Project di Gedung Yustinus lantai 15, Kampus Semanggi, Unika Atma Jaya, Jakarta.

Konferensi ini diselenggarakan dalam rangka penutupan projek dengan presentasi hasil dan mendiskusikan antara industri tekstil dan komunitas akademik. 

Mitra Indonesia dan Jerman dalam proyek BMBF EnaTex mengembangkan pendekatan baru pada produksi tekstil berkelanjutan. 

"Banyak negara kini menerapkan tarif tinggi untuk bahan bakar fosil sebagai respons terhadap isu perubahan iklim. Di Eropa, produk berbasis bahan bakar fosil dikenakan biaya lebih mahal, sementara industri tekstil global mulai menutut rantai pasokan yang bebas karbon," kata Dr. Juliana Murniati dari Unika Atma Jaya melalui keterangan tertulis, Rabu (12/2/2025).

"Karena itu, industri Tekstil dan Garmen di Indonesia perlu bersiap mengadopsi regulasi seperti European Green Deal," tambahnya. 

Lebih lanjut, Murni juga menjelaskan bahwa elama empat tahun, proyek EnaTex mengkaji peluang yang tersedia bagi perusahaan industri tekstil Indonesia untuk menghemat energi fosil, sehingga dapat terus bertahan di pasar global. 

EnaTex didanai oleh Kementerian Pendidikan dan Riset Jerman dengan dua perguruan tinggi di Indonesia yang menjadi anggota konsorsium ini, yakni Unika Atma Jaya, Jakarta dan Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil, Bandung. 

Konsorsium Jerman terdiri dari lembaga penelitian IZES, University of Applied Sciences, Niederrhein, perusahaan Brückner Trockentechnik GmbH & Co. KG dan Sunfarming.

Proyek ini mampu menentukan pengukuran jangka pendek, menengah, dan panjang untuk meminimalkan penggunaan bahan bakar fosil. 

Misalnya, bahan kimia fungsional dapat diaplikasikan dengan bantuan aplikasi minimal pada satu sisi dan dengan cairan sesedikit mungkin. 

Hal ini dapat secara drastis mengurangi proses pengeringan selanjutnya dan menghasilkan penghematan energi hingga 40 persen. 

"Efisiensi kerja bergantung pada karyawan, dari operasional di lapangan hingga pengambilan keputusan investasi. Mereka perlu dibekali pelatihan dan pemahaman yang tepat agar dapat mengambil keputusan yang lebih baik. Keterlibatan masyarakat dalam proyek telah menunjukkan dampak signifikan, seperti pengaruh budaya terhadap metode kerja,” ungkap Bernhard Wern dari IZES gGmbH. 

Bagi mitra proyek Jerman, penerimaan pendekatan teruji dan keseriusan proposal yang diterapkan oleh perusahaan Indonesia sangat menyenangkan dan memotivasi. 

Baca juga: Perkuat Kontribusi Akademik pada Teknologi dan Ekonomi, Unika Atma Jaya Kukuhkan Dua Guru Besar

Kerja sama tim dengan rekan-rekan kami di Indonesia, yang ditandai dengan kepercayaan dan wacana yang kritis dan konstruktif, juga berkontribusi besar terhadap keberhasilan proyek ini (BW).

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved