Pentingnya Kebersamaan Lintas Sektor Menjaga Kelestarian Sungai Ciliwung
Ketua Umum Gerakan Ciliwung Bersih (GCB) Ir. Peni Susanti, Dipl.Est menekankan pentingnya kebersamaan lintas sektor.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Gerakan Ciliwung Bersih (GCB) Ir. Peni Susanti, Dipl.Est menekankan pentingnya kebersamaan lintas sektor dalam menjaga kelestarian Sungai Ciliwung.
Peni Susanti mengatakan Gerakan Ciliwung Bersih lahir sejak 1989 dari keprihatinan atas kondisi air Ciliwung yang kala itu sudah menyerupai air comberan.
Keterangan tersebut disampaikan Peni dalam acara Pembekalan Para Pihak Dalam Memperkuat Keterpaduan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung Dalam Rangka Mendukung Folu Net Sink 2030 di Grand Sahid Hotel, Jakarta, Kamis (4/9/2025).
"Sejak awal, kami percaya bahwa sungai tidak bisa diselamatkan oleh satu pihak saja. Diperlukan kolaborasi pemerintah, akademisi, swasta, media, dan terutama masyarakat,” beber Peni Susanti.
Peni menambahkan, program-program GCB seperti Sekolah Sungai, Ciliwung Center, ekowisata edukatif, hingga inovasi Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS), telah terbukti mampu menggerakkan partisipasi masyarakat.
“Kunci keberlanjutan gerakan ini ada pada penguatan kapasitas, pengakuan terhadap kontribusi masyarakat, serta konsistensi membangun sinergi. Harapan kami, model kolaboratif Ciliwung dapat menjadi benchmark bagi pengelolaan sungai di daerah lain,” jelasnya.
Pentingnya Perspektif Ekosistem dan ESG
Pakar lingkungan strategis dan dosen di Jurusan Geografi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Indonesia (UI) Dr Triarko Nurlambang menyoroti transformasi pola pikir dari paradigma egosystem' menuju 'ecosystem'.
Ia menekankan bahwa setiap aktor, baik pemerintah maupun swasta, harus menempatkan kepentingan kolektif di atas kepentingan sektoral.
Pendekatan ekosistem dalam pengelolaan DAS bukan sekadar jargon. Ini adalah syarat keberlanjutan. Melalui kerangka ESG (Environmental, Social, Governance), organisasi dapat memperkuat reputasi, memperluas jejaring kerja sama, bahkan menarik investor.
"Dengan demikian, pengelolaan Ciliwung tidak hanya berbicara tentang lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi berkelanjutan,” papar Triarko.
DAS Sehat untuk Mitigasi Perubahan Iklim
Staf Ahli Bidang Perubahan Iklim, Kementerian Kehutanan, Prof Haruni Krisnawati,menegaskan pentingnya DAS yang sehat sebagai instrumen mitigasi perubahan iklim.
Menurutnya, aktivitas manusia seperti alih fungsi lahan dan eksploitasi sumber daya alam memperparah krisis lingkungan global.
“Hutan di hulu DAS adalah penyerap karbon alami sekaligus pengatur siklus air. Reforestasi dan rehabilitasi vegetasi bukan hanya mendukung FOLU Net Sink 2030, tetapi juga membuka peluang ekonomi karbon bagi masyarakat,” ungkap Haruni.
Krisis Iklim Makin Nyata, Pimpinan MPR Berharap Ada Badan Ekonomi Karbon |
![]() |
---|
Hasil Otopsi Mayat yang Ditemukan di Sungai Ciliwung Mendekati Otentik |
![]() |
---|
Mayat yang Ditemukan di Sungai Ciliwung Diduga Hanyut dari Puncak Bogor |
![]() |
---|
Ajak Jaga Keselarasan Alam, Menteri Agama Sebut Korban Perubahan Iklim Lebih Banyak Dibanding Perang |
![]() |
---|
Academia Politica Bicara soal Perubahan Iklim dan Pelestarian Laut di Ambon |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.