Jumat, 3 Oktober 2025

JK Tegaskan Tidak akan Bawa Nama Golkar Jika Bertemu dengan Megawati Soekarnoputri

Kata JK, dirinya tidak akan mencampuri urusan politik termasuk dengan membawa nama Partai Golkar atau tim sukses suatu pasangan capres-cawapres.

Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla saat ditemui awak media usai acara Pembukaan Muktamar Dewan Masjid Indonesia (DMI) ke-8 di Kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (1/3/2024). 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (JK) menyatakan, hanya akan membawa nama pribadi jika jadi bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Kata JK, dirinya tidak akan mencampuri urusan politik termasuk dengan membawa nama Partai Golkar atau tim sukses suatu pasangan capres-cawapres.

Baca juga: Kata JK soal Rencana Pertemuan dengan Megawati: Kita Selalu Bertemu di Hati

"Sebagai Jusuf Kalla. Sama sekali, apa urusan saya dengan parpol engga ada," kata JK saat ditemui awak media usai acara Pembukaan Muktamar ke-8 Dewan Masjid Indonesia (DMI), di Kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (1/3/2024).

Pernyataan JK ini sekaligus merespons ungkapan Dewan Pembina Bappilu Partai Golkar Idrus Marham, yang menyebut kalau JK tidak boleh membawa nama Golkar jika bertemu Megawati.

Saat disinggung soal apa yang akan dibicarakan jika memang bertemu Megawati, JK enggan berbicara lebih jauh.

Baca juga: Idrus Marham Pertanyakan Kapasitas JK di Tengah Isu Bakal Bertemu Megawati

Termasuk soal perolehan suara sementara pilpres 2024 ini yang dimana pasangan Prabowo-Gibran unggul dari Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud.

"Nanti lah nanti lah itu penghitungan pemilu urusan timnas masing-masing dan partai-partai. Belum sampai situ," ujar dia.

Saat ditanyakan, terkait kapan waktu rencana pertemuan itu, JK justru berkelakar dengan menyatakan kalau dirinya sering bertemu dengan Megawati dari hati ke hati.

"Kita selalu bertemu di hati," kelakar JK.

"Ya pertemuan dari hati ke hati," sambung dia.

Meski begitu, saat ditanyakan kembali soal agenda pertemuan sungguhan dirinya dengan Megawati, JK menyebut, nanti akan dikabarkan.

Perihal dengan topik atau bahasan yang akan dibicarakan dalam pertemuan itu, JK secara singkat menyebut, perihal kenegaraan.

"Yang penting apa yang kita ingin capai yaitu suatu negara yang baik demokratis dapat dicapai. Pokoknya untuk kemajuan bangsa apa itu demokrasi kita di Indonesia itu aja,"  ujar JK.

Sebelumnya, Politisi Partai Golkar, Idrus Marham, mempertanyakan soal rencana pertemuan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI sekaligus Eks Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla (JK) dan Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, yang disebut-sebut ada kaitanny dengan pembahasan dugaan kecurangan Pemilu 2024.

Menurut Idrus, pertemuan Megawati dan JK sebuah keniscayaan jika konteksnya pertemuan dua tokoh nasional.

Baca juga: Megawati dan JK Direncanakan Bertemu di Tengah Wacana Hak Angket, Golkar Bilang Begini

"Tetapi kemarin ada yang nanya ke saya, bagaimana kalau JK ketemu atas nama Golkar. Saya katakan dalam kapasitas apa JK ketemu dengan atas nama Golkar, dalam kapasitas apa JK bicara atas nama Golkar," kata Idrus di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (29/2/2024).

Idrus mengatakan bahwa publik sudah mengetahui bahwa Golkar dipimpin Airlangga Hartarto, dan Airlangga kini mengusung Prabowo-Gibran

"Pertanyaan saya, dalam kapasitas apa, terkecuali ada mandat dari ketua umum. Kalau tidak ada mandat dari ketua umum maka sangat tidak etis," kata dia.

"Sangat tidak etis JK bicara dengan Mbak Mega atas nama Golkar. Tetapi itu hanya pertanyaan. Saya juga tidak yakin," sambung dia.

Eks Menteri Sosial itu juga meyakini bahwa JK juga sadar bahwa dirinya berada di luar kapasitasnya sebagai tokoh Golkar.

"Dan tentu tidak mungkin JK melakukan itu, Tetapi saya kalau ditanya begitu, ya jawabannya begitu," pungkasnya.

Sebagimana diketahui, Megawati dan JK berbeda pilihan dalam kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Megawati mendukung pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo - Mahfud MD, bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, dan Perindo.

Sementara JK mendukung pasangan nomor urut 1, Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar. Duet pasangan ini didukung Partai NasDem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved