Senin, 29 September 2025

Guna Hindari Dampak Negatif dari Teknologi, Ahli Sarankan Seleksi dan Verifikasi Informasi

Untuk menghindari dampak negatif teknologi, masyarakat dinilai harus mampu melakukan seleksi dan verifikasi informasi.

Editor: Wahyu Aji
Istimewa
Peserta Kegiatan Talkshow Literasi Digital mengusung tema “Talenta Digital, Kunci Transformasi Digital“. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Untuk menghindari dampak negatif teknologi, masyarakat dinilai harus mampu melakukan seleksi dan verifikasi informasi.

Ketua Relawan TIK Provinsi Bali I Gede Putu Krisna menyampaikan individu yang cakap bermedia digital dinilai mampu mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan lunak dalam lanskip digital.

Hal itu juga termasuk dalam pencarian informasi, aplikasi percakapan, media sosial, serta aplikasi dompet online, lokapasar, dan transaksi digital.

"Agar terhindar dari dampak negatif teknologi informasi dan komunikasi diharapkan mampu menyeleksi dan memverifikasi informasi yang didapatkan terlebih dahulu. Dan selalu mengoptimalkan penggunaan perangkat digital utama guna sebagai fitur proteksi dari serangan siber," ucapnya dikutip Selasa (16/5/2023).

Hal itu disampaikan saat Kegiatan Talkshow Literasi Digital di Keramas Aero Park Kec. Blahbatuh, Kab. Gianyar, Bali mengusung tema “Talenta Digital, Kunci Transformasi Digital“ yang bertujuan untuk meningkatkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat indonesia pada tahun 2024 menuju indonesia #MakinCakapDigital

Kegiatan merupakan hasil kerja sama Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) dengan komunitas musik Sounddtector #9.

Lalu, I Gede Putu Krisna menambahkan di ruang digital kita akan berinteraksi dan berkomunikasi dengan berbagai perbedaan kultural, untuk menjadi talenta digital yang baik kita harus memahami terlebih dahulu mengenai Etika dan Etiket.

Etika ialah sistem nilai dan norma moral seseorang atau kelompok orang dalam mengatur tingkah lakunya sedangkan untuk Etiket tata cara individu berinteraksi dengan individu lain atau dalam masyarakat.

"Dalam Etiket berinternet kita harus selalu menyadari bahwa kita berinteraksi dengan manusia nyata di jaringan yang lain, bukan sekedar dengan deretan karakter huruf di layar monitor, namun dengan karakter manusia sesungguhnya," ucap Kadek Dwi Febriani selaku Relawan TIK Provinsi Bali/Jawara Internet Sehat 2022.

Baca juga: Kiat Membangun Usaha di Era Digital Menurut Pakar Dunia Digital

Presenter Bali TV Yupi Harri menerangkan, budaya digital atau digital culture merupakan suatu hal yang membentuk cara kita berinteraksi, berprilaku, berpikir dan berkomunikasi dalam lingkungan masyarakat yang menggunakan teknologi internet.

"Seorang content creator harus bisa membangun personal branding untuk membentuk citra diri sendiri sehingga masyarakat menilai dari pencapaian yang dimiliki.buatlah konten dengan style dan karakter sendiri, gunkan bahasa yang mudah dipahami," tuturnya.

Indeks Literasi digital masyarakat indonesia Sejak tahun 2021-2022, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah melakukan literasi digital kepada 20.141.097 orang.

Di tahun 2023 juga menargetkan 5.500.000 orang mengikuti kegiatan literasi digital pada tahun 2022, hingga tercapai 50 juta orang yang mengikuti literasi di bidang digital pada tahun 2024.

Kegiatan talkshow ini diawali dengan pemutaran video sambutan Johnny G. Plate selaku Menteri Komunikasi dan Informatika dan sambutan Semuel A. Pangerapan selaku Dirjen Aptika Kominfo.

Serta pemutaran video 4 pilar Literasi Digital, yaitu (Kecakapan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital) dilanjutkan dengan paparan materi Narasumber.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan