Senin, 29 September 2025

RI Tempati Peringkat 43 Digital Competitiveness Dunia, Menperin Agus Gumiwang: Saya Tidak Puas

Dari 67 negara yang diukur, Indonesia kini menempati posisi ke-43 setelah naik dua tingkat dibandingkan tahun sebelumnya.

|
Kemenperin
PERINGKAT DIGITAL COMPETITIVENESS - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (tengah) dalam acara Smart Nation 2025, Rabu (17/9/2025). Dari 67 negara yang diukur, Indonesia kini menempati posisi ke-43 setelah naik dua tingkat dibandingkan tahun sebelumnya. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia berhasil mencatat kenaikan peringkat dalam World Digital Competitiveness Ranking 2024 yang dirilis International Institute for Management Development (IMD).

Digital Competitiveness adalah kemampuan suatu negara, organisasi, atau masyarakat dalam mengadopsi dan memanfaatkan teknologi digital untuk mendorong transformasi dan meningkatkan daya saingnya di era ekonomi digital.

Dari 67 negara yang diukur, Indonesia kini menempati posisi ke-43 setelah naik dua tingkat dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca juga: Pameran Pestisida dan Pupuk 2025: Momentum Industri Dukung Swasembada Pangan

"Walaupun Indonesia dari tahun sebelumnya bisa naik dua peringkat, namun untuk tingkat digital competitiveness kita ini masih jauh dari memuaskan. Saya tidak puas dengan ranking ini. Kalau ranking 43 dari 120 negara, itu masih oke," tutur Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan, Rabu (17/9/2025).

Agus menjelaskan, salah satu faktor yang menonjol dalam laporan tersebut adalah future readiness atau tingkat kesiapan suatu negara dalam memanfaatkan peluang digital.

Aspek ini mencakup sikap adaptif, kelincahan bisnis, serta integrasi teknologi informasi yang berkembang di tanah air.

Selain itu, menurut laporan Global Innovation Index (GII) 2024 yang dirilis World Intellectual Property Organization (WIPO), Indonesia berada di peringkat ke-54 dari 133 negara, serta menduduki posisi ke-8 di antara kelompok negara berpendapatan menengah ke atas.

"Dalam laporan tersebut, tercatat bahwa enam indikator Indonesia mengalami perbaikan dalam jangka pendek. Perbaikan itu meliputi publikasi ilmiah, investasi penelitian dan pengembangan (R&D), jumlah paten internasional, konektivitas digital, penggunaan robot, serta produktivitas tenaga kerja," jelas Agus.

Meski ada perbaikan, Menperin menegaskan perlunya pembelajaran dari negara-negara yang berada di atas peringkat Indonesia, termasuk di kawasan ASEAN.

"Karena dari catatan ini, kami bisa pelajari negara-negara yang di atas peringkat kita, sehingga kita bisa menyusun kebijakan untuk mengejar peringkat yang lebih baik lagi. Untuk memperbaiki ranking tersebut, tentu masih banyak homework yang harus diselesaikan," imbuhnya.

Agus menyebut, Kemenperin terus berupaya membangun ekosistem inovasi nasional untuk mempercepat transformasi digital di sektor manufaktur.

Bentuknya adalah dukungan terhadap penghargaan Rintisan Teknologi (Rintek). Tahun ini, jumlah inovasi baru yang diajukan hanya bertambah 15 judul dari 15 perusahaan industri.

"Kami berharap, peningkatan rintek ini sangat diperlukan agar Indonesia dapat membuktikan bahwa kreativitas di kalangan industri dapat tumbuh subur," ucap Menperin.

 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan