“Kolaborasi antarpihak dalam memperbaiki kualitas pendidikan sangat diperlukan untuk memastikan penyandang difabel mendapatkan hak pendidikannya sebagaimana mestinya, banyak yang bisa dilakukan.
Termasuk kegiatan Bakti Sosial yang kami selenggarakan bersama dengan BEM Nusantara ini untuk mendorong kesadaran mahasiswa bahwa kita bisa aktif dan berdampak bagi pendidikan penyandang difabel.” Tutur Mahasiswi yang juga sedang studi S2 pendidikan bahasa arab di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Dwi Ardiansyah selaku Koordinator Isu Pendidikan BEM Nusantara berkata, “Masih banyak penyandang difabel diluar Liponsos dan diberbagai daerah yang belum mendapatkan kesempatan untuk diberikan pelatihan keterampilan dan pendidikan, banyak lahan pengabdian yang bisa dilakukan Lembaga ataupun organisasi untuk berperan.” ucapnya.
Tantangan akses pendidikan formal yang ditemukan di Liponsos Kalijudan merupakan satu contoh kecil dari sekian bayak problem yang terjadi di lembaga sosial penyandang disabilitas, Sehingga Menjadi harapan bersama akan muncul banyak program dan projek sosial yang bergerak dalam bidang pendidikan khusus dari semua kalangan termasuk mahasiswa.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.