Eksklusif Tribunnews
Ganjar Pranowo: Mba Mega yang Saya Kenal
Argumentasi Pak Ganjar saya kaitkan dengan wacana yang selalu muncul setiap Kongres 5 tahunan PDIP
Jabatan-jabatan publik saya sudah jadi gubenur, Mba Risma umpama menjadi wali kota, mas Hasto (red- Hasto Kristiyanto) masih muda jadi Sekjen.
Dan saya kira masih banyak ditempat lain dimunculkan. Jadi sebenarnya memandanya harus lebih holistik. Kalau dalam PDIP memandangnya ada 3 pilar, siapa yang distruktural, siapa yang dilegislatif siapa di eksekutif.
Tribun Network:
Argumentasi Pak Ganjar saya kaitkan dengan wacana yang selalu muncul setiap Kongres 5 tahunan PDIP.
Memunculkan ketua harian atau wakil ketua umum dengan maksud sudut pandang baik, mencoba melakukan regenerasi yang bisa menahkodahi dan bisa menjadi lokomotif kepada para kader internal partai.
Pertanyaanya, kenapa wacana itu selalu dimentahkan?
Ganjar Pranowo:
Itu kan berkali-kali kan. Sebenarnya ketua harian, wakil ketua umum dan sebagainya itu kebutuhan organisasi saja. Itu teori yang elementer. Mba Mega sampai hari ini sehat saja masih pergi-pergi,kan.
Ketika Jawa Tengah kemarin panas, Mas Bowo (red-Prabowo Subianto) memindahkan posko, saya bilang hmm, ketua umum turun sendiri, banteng-banteng yang biasanya merumput bangun semuanya.
Apa artinya, organisasi masih bisa dikendalikan. Maka ketua harian wakil ketua itu sebuah relatifitas dalam berorganisasi khususnya bagi kami di PDIP.
Ketika kekuatan Mba Mega yang kepemimpinannya strong yang dia sangat kredible, dia sangat dihormati, bahkan hari ini semua parpol rasa-rasanya sowan ke Mba Mega.
Rasa-rasanya. Sebagian basar datang dan yang terakhir Pak Prabowo artinya apa beliau punya kewibawan.
Pada sisi itu, wacana-wacana yang dikembangkan itu lebih pada yang kita belum butuh.
Tapi di banyak kesepatan Mba Mega bilang dipidato loh, disampaikan 'saya kan sudah tua ada batasnya kalian-kalian kader harus siap'
Sebenarnya itu sudah sinyal-sinyal dan Mba Mega paling mengerti dan paling tau kapan itu terjadi.
Baca: Jokowi Nge-tweet Pengalaman Diajak Ngebut Perdana Menteri Mahathir
Kongres kali ini bagus sekali, tenang cendrung dingin. Istilah saya ini merayakan kemenangan saja yang sudah pasti.