6 WNI Korban Sandera Kelompok Bersenjata Benghazi Dibebaskan
Keenam laki-laki WNI korban penyanderaan kelompok milisi bersenjata Benghazi, Libya, sudah bisa bernafas lega, Senin (2/4/2018).
"Alhamdulillah pada tanggal 27 Maret 2018 pukul 12.30 Waktu Setempat, keenam ABK diserahkan kepada tim di pelabuhan Benghazi," jelasnya.
Ia menjelaskan jika tim pembebasan masuk ke Benghazi melalui jalur udara dari Tunisia. Setelah pembebasan dilakukan, Tim KBRI Tripoli bersama 6 ABK kembali ke Tunisia melalui jalur udara pada tanggal 29 Maret.
Sementara itu, Kuasa Usaha ad interim KBRI Tripoli, Iskandar Suksmadi, bersama Tim Kemlu dan BIN kembali melalui Tripoli dan dari Tripoli menempuh jalur darat selama 12 jam menuju Ibu Kota Tunisia, Tunis.
Lebih lanjut, Retno mengatakan jika proses pembebasan bukan perkara mudah. Selain karena situasi keamanan di Benghazi yang masih sangat rawan, situasi politiknya juga sangat kompleks.
Sebagaimana diketahui, Benghazi saat ini dikuasai oleh keleompok bersenjata anti Pemerintah Pusat Libya di Tripoli. Sebagain besar negara anggota PBB, termasuk Indonesia hanya mengakui pemerintah di Tripoli.
Karena itulah, ia sangat mengapresiasi kerja keras tim gabungan yang berhasil membebaskan para sandera.
"Saya mengapresiasi rekan-rekan kami di KBRI Tripoli yang sudah bekerja keras dan mengambil resiko untuk pembebasan ini. Demikian pula dengan Tim dari Kemlu dan BIN yang turun langsung mengawal proses pembebasan tersebut dengan dukungan penuh dari KBRI Tunis," pungkasnya.
Simak videonya di atas. (*)