Catatan Dubes Yuddy Chrisnandi tentang Kondisi BJ Habibie Usai Membesuk di Jerman
Semua orang di Tanah Air berharap kesembuhan segera bagi mantan menristek kebanggaan Indonesia itu.
Tadinya saya ingin langsung ke klinik tempat Pak Habibie dirawat. Tapi klinik tersebut mematok aturan hanya bisa menerima pengunjung pada siang dan sore hari saja.
Kami pun masuk ke Hotel Vier Jahreszeiten Starnberg yang beralamat di Münchnerstraße 17, 82319 Starnberg, Germany. Hotel ini kami pilih karena dekat dengan Starnberg Klinikum tempat Pak Habibie menjalani perawatan.
Jumat pagi 9 Maret, di ruang sarapan saya berjumpa dengan Fauzi Bowo Dubes RI untuk Jerman yang sebentar lagi akan mengakhiri tugasnya.
Mantan Gubernur DKI itu menemani team dokter kepresidenan RI dan beberapa orang paspampres yang akan mengadakan rapat dengan tim dokter di Klinik tempat Pak Habibie dirawat.
Team dokter kepresidenan itu sudah tiba di Jerman sehari sebelumnya atas instruksi Presiden Jokowi. Mereka akan melakukan observasi intensif kondisi Pak Habibie mulai pagi hingga siang. Artinya kesempatan saya membesuk baru bisa setelah pukul 12 siang.
Usai sarapan saya berjalan jalan di seputar hotel melintasi danau di sekitar klinik. Suhu udara sekitar 7 derajat celcius, bersahabat di banding di Kiev yang selalu minus. Sungguh indah pemandangannya. Hening, senyap nyaris tak ada gangguan hiruk pikuk kebisingan.
Saya membatin. Mungkin inilah yang membuat Pak Habibie selalu merasa nyaman berada di Jerman. Di kota ini Pak Habibie menikmati dan mensyukuri alam ciptaan serta karunia Allah yang terjaga. Kabarnya Pak Habibie sudah berada di Jerman sejak akhir 2017 lalu.
Menjelang pukul 12 siang ditemani istri dan anak, saya memasuki Starnberg Klinikum, Residence 30. Naik ke lantai dua, di ruangan paling ujung dengan pemandangan hamparan danau yang indah, disitulah kamar Pak Habibie. Tak ada aroma bau rumah sakit.
Saat saya membuka pintu, serta merta Pak Habibie melempar senyum dan menyapa saya, Hei Yuddy. Karena melihat gelagat sepertinya Pak Habibie ingin turun dari tempat tidur maka saya mempercepat langkah menghampirnya dan langsung memegang tangan beliau.
Di dalam ruangan team dokter kepresidenan ditemani Fauzi Bowo baru saja tuntas melakukan observasi. Mereka pun izin pamit.
Tinggalah saya di dalam bersama istri, anak dan Ingrid. Ingrid adalah mahasiswi Indonesia yang sebentar lagi meraih gelar dokternya di salah satu Universitas di Jerman. Ingrid selama ini yang menjaga dan menunggui Pak Habibie. Pak Habibie langsung berkomentar kepada saya.
“Saya banyak mendengar kabar positif tentang kamu di Kiev. Bagus. Bagus. Teruslah berkarya,” ujar Pak Habibie.
Alhamdulillah, kekhawatiran akan kondisi beliau sebagaimana yang beredar di sosial media segera sirna. Pak Habibie tampak sehat dan ceria meski dalam perawatan medis atas keluhan pada jantungnya.
Beliau tidak berubah,semangatnya tetap menyala memberikan nasehat, pandangan pandangan kebangsaan, pesan pesan peradaban, berbagi pengalaman dan ber nostalgia.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ingrid kepada saya, awal Januari lalu Pak Habibie merasakan ada yang kurang nyaman, semacam sesak nafas.