Minggu, 5 Oktober 2025

Ini Pertimbangan Kapolri Beri Penghargaan Casis Bintara Jari Putus Dibegal Masuk Polisi

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kemudian merekrut Satrio ikut pendidikan Bintara Polri melalui jalur khusus disabilitas.

Editor: Erik S
WartaKotalive.com/Nuri Yatul Hikmah
Satrio Mukti Rajajo (19), calon Bintara Polri yang terkena begal dalam perjalana mengikuti psikotes di Cileungsi, Bogor. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satrio Mukti Raharjo (19), calon siswa (casis) bintara polisi yang diserang begal saat hendak psikotes bisa bernapas lega.

Insiden pembegalan itu terjadi saat korban hendak melakukan test Bintara di SMK Media Informatika Pesanggarahan, Jakarta Selatan.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kemudian merekrut Satrio ikut pendidikan Bintara Polri melalui jalur khusus disabilitas.

Baca juga: Kapolri Beri Penghargaan Casis Bintara Jari Putus Dibegal Masuk Bintara Polri

"Bapak Kapolri pun bangga, casis tersebut memiliki keberanian melawan komplotan begal," kata Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia (As SDM Kapolri) Irjen Dedi Prasetyo dalam keterangannya, Jumat (17/5/2024).

Walaupun Satrio kini mengalami luka parah hingga kelingkingnya hampir putus, semangat Satrio menjadi anggota polisi tidak padam.

Dedi menjelaskan, semangat itu juga yang menjadi pertimbangan diterimanya Satrio.

"Sehingga Bapak Kapolri memberikan penghargaan kepada adik kami, Satrio Mukhti, diterima sebagai anggota Polri," kata dia.

Untuk diketahui, Satrio menjadi korban begal di Jalan Arjuna Utara pada Sabtu (11/5/2024). Saat itu, ia ingin menghadiri psikotes calon bintara polisi di SMK Media Informatika, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

"Jadwal tes jam 05.00 WIB, saya berangkat pukul 04.00 WIB," papar Satrio. Satrio bertemu dengan tiga orang pelaku dari arah Tanjung Duren.

"Pelaku satu motor tapi berbonceng tiga. Saya enggak lihat kalau bawa sajam," jelas Satrio.

Ia pun melawan tiga orang pelaku. Satu orang pelaku tumbang saat berduel dengannya. Ada ada pelaku lain yang membawa sajam jenis golok dan langsung membacok Satrio . Ia pun langsung tumbang.

"Motor dan ponsel saya raib diambil pelaku," jelas dia.

Siapa Satrio Mukti Raharjo?

Dilansir WartaKotalive.com, Satrio tertarik menjadi polisi karena terinsipirasi sosok Aipda Monang Parlindungan Ambarita atau biasa dikenal Ambarita.

Sejak SMP, Satrio telah menonton Ambarita dalam menindak pelaku kejahatan.

Baca juga: Polisi: Komplotan Begal Casis Bintara Polri Sudah Tiga Kali Beraksi

"Mau sekali dia datang ke rumah, karena beliau jadi salah satu panutan saya," kata Satrio di rumahnya, kawasan Tanjung Duren, Jakarta Barat, Rabu (15/5/2024).

Menurutnya, sikap Ambarita saat bertugas dan melakukan penangkapan sangat bagus, menunjukkan sosok polisi yang gagah.

Melalui telepon Humas Polres Metro Jakarta Barat, Satria sempat melakukan video call (panggilan video) dengan Ambarita.

Wajahnya begitu senang saat melihat sosok Ambarita dari layar telepon seluler.

Ibu Satrio yang bernama Septi juga gembira ketika melihat Aipda Ambarita di layar ponsel tersebut.

"Siap, setiap hari saya nonton bapak di YouTube," ucap Satrio ke Ambarita.

Sementara Ambarita memberikan semangat kepada Satrio supaya cepat sembuh dan bisa mengikuti seleksi casis Bintara Polri.

Eksekutor Ditembak Mati

Polisi telah menangkap lima orang komplotan begal kepada seorang calon siswa (casis) Bintara Polri berinisial SMR (18) di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Bahkan salah satu pelaku begal ditembak mati politi.

Baca juga: Melawan saat Dibekuk, 3 Pelaku Begal Casis Bintara Ditembak Polisi, Sang Eksekutor Tewas

Wadir Reskrimum Polda Metro Jaya AKBP Imam Yulisdiyanto mengatakan pelaku ditembak mati karena melawan saat hendak ditangkap.

"Melakukan perlawanan terhadap petugas. Satu orang harus meregang nyawa dilakukan tindakan tegas oleh tim Jatanras," kata Imam kepada wartawan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (16/5/2024). 

PN sendiri berperan sebagai eksekutor atau pembacok kepada korban hingga jarinya putus.

Selain itu, dua orang pelaku lainnya AY dan MS juga dilumpuhkan dengan cara ditembak di bagian kaki.

Hal ini karena keduanya juga sempat ingin melarikan diri saat pihak kepolisian melakukan penangkapan. 

"Dua orang harus dilumpuhkan dengan menembak kakinya," ujarnya. 

Sementara dua pelaku lainnya yakni berinisial C dan W yang berperan sebagai penjual hasil curian dan penadah sudah ditangkap dan dibawa ke Polda Metro Jaya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved