Senin, 6 Oktober 2025

Kapan Anak Boleh Punya Medsos? Ini Saran Dokter Agar Tak Muncul Efek Negatif 

Di era digital seperti sekarang, banyak orang tua yang bertanya-tanya, kapan waktu yang tepat bagi anak untuk memiliki media sosial (medsos)? 

IST
ANAK MAIN MEDSOS - Ilustrasi anak main gadget. Di era digital seperti sekarang, banyak orang tua yang bertanya-tanya, kapan waktu yang tepat bagi anak untuk memiliki media sosial (medsos)?  

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di era digital seperti sekarang, banyak orang tua yang bertanya-tanya, kapan waktu yang tepat bagi anak untuk memiliki media sosial (medsos)? 

Pertanyaan ini muncul seiring dengan makin mudahnya akses anak terhadap berbagai platform digital sejak usia dini.

Baca juga: Australia Akan Larang Anak Main Medsos, Perlukah Indonesia Terapkan Aturan Sama?

Menanggapi hal ini,Dokter spesialis anak dari Unit Kerja Koordinasi (UKK) Tumbuh Kembang dan Pediatrik Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Farid Agung Rahmadi, Msi., Med., Sp.A SubsTKPS(K) beri penjelasan. 

Menurutnya, penggunaan media sosial memang perlu disikapi dengan hati-hati. 

Memberikan akses medsos terlalu dini kepada anak bisa berdampak negatif pada tumbuh kembang mereka.

"Terlalu cepat juga tidak baik. Karena tadi, begitu kita membuatkan medsos pada anak, anak langsung terekspos ke dunia yang entah-berentah," ungkapnya pada webinar, Senin (9/6/2025). 

Baca juga: Ricky Harun Melarang Sang Anak Main Gadget, Ini Alasannya

Menurutnya, masa remaja adalah waktu yang relatif lebih aman untuk memperkenalkan anak pada media sosial. 

Namun, tetap harus disertai pendampingan dari orang tua.

"Remaja, pada saat remaja, penggunaan medsos boleh diperkenalkan, tapi harus pendampingan juga," tegasnya.

Satu hal penting yang ditekankan adalah keterlibatan aktif orang tua dalam penggunaan media oleh anak.

"Apapun media atau apapun aplikasi yang dipakai oleh anaknya, orang tua harus tahu dan terlibat dalam penggunaannya," jelasnya lebih lanjut.

Selain itu, muncul pula pertanyaan dari media mengenai tanda-tanda gangguan perhatian atau konsentrasi akibat penggunaan digital yang berlebihan. 

Dokter menegaskan bahwa perlu melihat fase perkembangan usia anak terlebih dahulu sebelum menyimpulkan adanya gangguan.

"Yang pertama dari segi umur dulu, perilaku anak yang aktif itu bisa saja merupakan fase-fase eksploratif usianya. Jadi di bawah 3 tahunan lah ya, di bawah 4 tahun ya, itu memang masih fase-fase eksplorasi seorang anak," ujarnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved