Menurunkan Berat Badan Tanpa Drama: Saatnya Pilih Cara yang Sehat dan Terukur
Tantangan terbesar dalam program penurunan berat badan terletak pada kesabaran dan pemahaman terhadap kondisi tubuh masing-masing.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di tengah gempuran tren diet instan dan body goals yang ramai di media sosial, satu hal sering terlupakan yakni menurunkan berat badan seharusnya berfokus pada kesehatan, bukan sekadar penampilan.
“Banyak orang terjebak dalam mindset bahwa langsing itu harus cepat. Padahal, yang paling penting adalah tubuh tetap sehat dan berfungsi optimal selama prosesnya,” ujar Putri Novita Sari, PR & Marketing Campaign Prossi Clinic, dalam bincang santai seputar gaya hidup sehat di Jakarta belum lama ini.
Menurut Putri, tantangan terbesar dalam program penurunan berat badan terletak pada kesabaran dan pemahaman terhadap kondisi tubuh masing-masing.
Baca juga: 6 Tips Diet Sehat dan Aman untuk Menurunkan Berat Badan Secara Alami
Setiap orang memiliki metabolisme, latar belakang, dan kebutuhan yang unik.
Sayangnya, masih banyak yang menempuh cara ekstrem—berpuasa panjang, hanya makan satu jenis makanan, hingga menghindari karbohidrat sepenuhnya. Metode ini justru memicu efek yoyo, membuat tubuh kelelahan, dan menurunkan performa metabolisme.
“Tubuh kita bukan mesin yang bisa dipaksa terus-menerus. Kalau caranya salah, berat badan bisa kembali naik—bahkan lebih buruk,” jelas Putri.
Pendekatan Holistik Jadi Alternatif
Alih-alih diet ekstrem atau olahraga berat yang tak konsisten, pendekatan holistik berbasis medis dan psikologis kini semakin diminati.
Program penurunan berat badan berbasis klinik menjadi solusi realistis bagi mereka yang menginginkan hasil sehat dan terukur.
Prossi Clinic, misalnya, menghadirkan Slimming Program yang dirancang oleh tim dokter spesialis gizi klinik dan ahli nutrisi.
Program ini memadukan metode medis, teknologi modern, serta panduan gaya hidup sehat yang disesuaikan dengan kebutuhan tiap individu.
“Penurunan berat badan tak lagi soal angka di timbangan. Kini ada teknologi seperti terapi ultrasound, radiofrequency untuk pengencangan kulit, hingga injeksi metabolik untuk membantu pembakaran lemak,” kata Putri.
Yang ditekankan adalah keseimbangan: antara nutrisi, teknologi, dan gaya hidup.
Baca juga: 5 Jamu Tradisional untuk Diet Sehat, Merawat Tubuh Alami Tanpa Merusak Lingkungan
Klien juga mendapatkan panduan makan yang dipersonalisasi dari ahli gizi.
Program ini juga memperhatikan kondisi medis tertentu, seperti penderita GERD yang sering khawatir diet akan memperparah gejala lambung. Pendekatan klinis memastikan program tetap aman dan nyaman dijalani.
Kulit Kencang Setelah Berat Badan Turun, Memangnya Bisa?
Salah satu kekhawatiran umum setelah menurunkan berat badan adalah kulit yang mengendur.
Putri menjelaskan, ini adalah hal wajar karena ruang lemak yang berkurang meninggalkan ruang kosong pada jaringan kulit.
“Banyak yang tanya: ‘Berat saya turun, tapi kok kulit jadi kendur ya?’ Maka dari itu, perawatan pasca-penurunan berat badan juga penting,” jelasnya.
Prossi Clinic menawarkan solusi seperti teknologi Miotone untuk mengencangkan otot dan kulit tanpa operasi, serta skin booster untuk menjaga kelembapan dan elastisitas kulit.
Tak Perlu Sempurna, yang Penting Konsisten
Menurut Amalia Meutia Putri, PR & Brand Community Prossi Clinic, keberhasilan program apa pun ditentukan oleh komitmen dan kesadaran diri.
Baca juga: Seberapa Efektif Diet Tanpa Nasi?
“Kadang kita terlalu keras pada diri sendiri. Padahal yang dibutuhkan bukan program paling ekstrem, tapi yang cocok dan bisa dijalani terus-menerus,” katanya.
Amalia menegaskan bahwa penurunan berat badan bukanlah akhir, melainkan awal dari gaya hidup yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Keberhasilan bukan hanya soal angka di timbangan, tapi juga tubuh terasa lebih ringan
Tidur lebih nyenyak, mood lebih stabil dan energi lebih seimbang
“Kalau kamu merasa lebih sehat dan bahagia, itu juga keberhasilan—meski angkanya di timbangan belum berubah drastis,” ujarnya.
Di era serba cepat ini, menjaga berat badan ideal bukan sekadar ikut-ikutan tren, melainkan bentuk kesadaran untuk hidup lebih sehat, seimbang, dan bahagia.
“Dengan pendekatan yang tepat dan pendampingan dari ahlinya, menurunkan berat badan tak lagi jadi drama—tapi bagian dari transformasi diri yang menyenangkan,” tutup Amalia.
Kanker Paru Bisa Dicegah dan Dikendalikan Lewat Perubahan Gaya Hidup, Hindari Faktor Risiko! |
![]() |
---|
Arya Mohan Pernah Tak Percaya Diri Gara-gara Bau Badan, Ungkap Ritual Wangi Sebelum Syuting |
![]() |
---|
6 Cara Efektif Menurunkan Risiko Hipertensi, Terapkan Gaya Hidup Sehat dan Batasi Konsumsi Garam |
![]() |
---|
Komunitas Kreator Tumbuh Lewat Platform Berbasis Kecantikan dan Gaya Hidup |
![]() |
---|
Tak Hanya Sebagai Komoditas, Teh Indonesia Dikenal sebagai Warisan Budaya dan Gaya Hidup Sehat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.