Senin, 29 September 2025

Seberapa Efektif Diet Tanpa Nasi?

Ahli gizi mengatakan banyak orang sering salah kaprah bahwa diet dengan tidak makan nasi bisa menurunkan berat badan.

Editor: Erik S
Shutterstock
DIET TANPA NASI - Ahli gizi mengatakan banyak orang sering salah kaprah bahwa diet dengan tidak makan nasi bisa menurunkan berat badan. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Terkadang bagi sebagian orang bulan puasa menjadi momen untuk menurunkan berat badan.

Banyak orang kemudian menerapkan pola diet mengurangi bahkan tidak makan nasi putih sama sekali.

Lalu, seberapa efektif kah diet tanpa nasi?

Baca juga: 8 Menu Diet Sederhana untuk Membakar Lemak Perut Secara Efektif

Ahli gizi Dr. Mulianah Daya, M.Gizi, Sp.GK, menuturkan banyak orang sering salah kaprah bahwa diet dengan tidak makan nasi bisa menurunkan berat badan.

Sementara, tetap makan jenis karbohidrat lain seperti tepung, konsumsi makanan dan minuman manis, maka berat badan tetap naik.

Gula dan tepung memiliki kalori lebih besar daripada kalori dari nasi.

"Kadang-kadang seringkali keluhan, tidak makan nasi tapi kok berat badan lebih naik. Itu mungkin tidak memahami jenis karbohidrat jenis lainnya sebenernya kalau lebih tinggi kalorinya," kata dia ditemui awak media di Jakarta, Kamis (27/2/2025).

Pada orang dewasa kebutuhan karbohidrat rata-rata 130 gram per hari.

Kebutuhan itu bisa dipenuhi dengan jenis karbohidrat lainnya seperti ubi, singkong maupun jagung.

"Karbohidrat itu adalah 130 gram per hari. Bahkan porsi kebutuhan karbohidrat itu adalah paling besar, 45-60 persen untuk badan. Karena hampir semua sel itu butuh glukosa," tutur ahli gizi lulus Universitas Indonesia.

Baca juga: 10 Makanan Sehat Agar Diet Sukses: Ada Sayuran Hijau, Buah-Buahan, Yogurt dan Oatmeal

Ia mengingatkan, saat orang kekurangan karbohidrat maka akan berdampak pada kehilangan konsentrasi dalam kegiatan sehari-hari.

"Kalau kurang, ini tidak ada energinya, sel-selnya, tidak bisa bekerja, otaknya tidak bisa bekerja. Tidak bisa konsentrasi, terutama otak dan lain-lain. Jadi hati-hati, pengaruhnya sedemikian. Apalagi hati-hati untuk pasien-pasien diabetes yang on terapi," urai Mulianah.

Mulianah menegaskan, agar diet bisa menjadi lifestyle dan jangka panjang, kuncinya adalah harus enak dan nyaman.

Jika diet tidak nyaman akan berisiko stres eating hingga gangguan psikologis.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan