Akses Terapi Kanker Paru Masih Tertinggal, CISC Dorong Reformasi Sistem Kesehatan
Kanker paru masih menjadi penyebab kematian utama akibat kanker, baik secara global maupun di Indonesia.
Angka itu hanya 3,7?ri total klaim JKN yang mencapai Rp175,1 triliun.
Secara spesifik, anggaran BPJS untuk kanker paru pada 2020–2021 hanya sekitar Rp73 miliar atau 2,1?ri total anggaran kanker sebesar Rp3,5 triliun.
“Sudah saatnya akses terhadap terapi inovatif dan kebijakan preventif ditempatkan sebagai prioritas nasional. Tanpa langkah konkret, pasien kanker paru akan terus tertinggal dari perkembangan pengobatan global,” katanya.
Suara Pasien: Harapan untuk Hidup Lebih Berkualitas
Patricia Susanna, penyintas kanker paru, menuturkan beratnya perjuangan yang harus dijalani pasien karena selain rasa sakit fisik, kami menghadapi tekanan psikologis, beban ekonomi, dan stigma sosial.
"Dukungan JKN yang inklusif serta akses terhadap terapi inovatif sesuai kondisi pasien akan sangat membantu kami untuk tetap hidup dengan kualitas lebih baik,” ujarnya.
Patricia juga menekankan pentingnya pemerataan fasilitas kesehatan agar diagnosis dapat lebih cepat dan akurat.
Senada, penyintas lainnya, Rachmayunila, menyoroti perlunya edukasi skrining dan deteksi dini, terutama bagi kelompok berisiko tinggi.
Ia menekankan stigma lama bahwa kanker paru hanya menyerang perokok aktif sudah tidak relevan.
Menurut European Journal of Cancer, 10–25% kasus kanker paru justru terjadi pada orang yang tidak pernah merokok.
Faktor risiko lain meliputi paparan polusi udara, asap rokok pasif, hingga zat karsinogen di lingkungan kerja.
“Perluasan skrining dan deteksi dini harus menjadi prioritas agar pasien mendapat pengobatan lebih cepat. Komunitas pasien juga harus dilibatkan sebagai jembatan suara pasien dalam kebijakan kesehatan,” tutur Rachmayunila.
Aryanthi Baramuli Putri menegaskan kembali bahwa pengalaman nyata pasien mencerminkan kompleksitas penanganan kanker.
“Komunitas pasien tidak boleh dipandang sekadar pelengkap, melainkan mitra strategis dalam perumusan kebijakan. Hanya melalui kolaborasi erat antara pemerintah, swasta, tenaga medis, dan komunitas pasien, perubahan nyata dapat terwujud,” pungkasnya.
(Tribunnews.com/ Eko Sutriyanto)
Terlalu Berlebihan Konsumsi Makanan Ultra Olahan Picu Kanker Paru-paru |
![]() |
---|
Tanggal 1 Agustus 2025 Memperingati Hari Apa? Terdapat 4 Perayaan Besar |
![]() |
---|
Peringatan Hari Kanker Paru Sedunia pada 1 Agustus, Simak Sejarahnya |
![]() |
---|
Deteksi Dini dan Operasi Minim Invasif Jadi Terobosan Penanganan Penyakit Paru |
![]() |
---|
Tak Pernah Merokok, Tapi Anak dan Perempuan Bisa Kena Kanker Paru, Kok Bisa? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.