Tips Kesehatan
Apa yang Terjadi pada Otak Saat Minum Kopi? Ini Penjelasan Ahli Gizi
Selain aromanya yang khas dan rasanya yang nikmat, kopi juga dikenal memiliki efek stimulan yang kuat terhadap tubuh, khususnya otak.
Penulis:
Widya Lisfianti
Editor:
Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Kopi adalah salah satu minuman paling populer di dunia.
Selain aromanya yang khas dan rasanya yang nikmat, kopi juga dikenal memiliki efek stimulan yang kuat terhadap tubuh, khususnya otak.
Kopi berasal dari biji tanaman Coffea, yang termasuk dalam famili Rubiaceae.
Tanaman ini tumbuh subur di daerah tropis, termasuk Indonesia.
Setelah dipanggang dan digiling, biji kopi diseduh menjadi minuman yang mengandung ratusan senyawa bioaktif, yang paling terkenal adalah kafein.
Minum kopi tidak hanya menyegarkan pikiran, tetapi juga memiliki dampak langsung terhadap otak, seperti yang telah ditinjau oleh Kimberley Rose-Francis, seorang ahli gizi bersertifikat asal Amerika Serikat.
Beberapa senyawa aktif penting dalam kopi meliputi:
- Kafein: Stimulan utama yang memengaruhi sistem saraf pusat.
- Asam klorogenat: Antioksidan polifenol yang bermanfaat untuk metabolisme gula darah dan tekanan darah.
- Cafestol dan kahweol: Senyawa minyak alami dalam kopi yang terutama ditemukan pada kopi tanpa penyaring.
- Trigonelin: Senyawa alkaloid yang saat dipanggang berubah menjadi niasin (vitamin B3).
Baca juga: Arti Larangan Minum Kopi Bagi Suku-Suku Suriah, Genderang Perang Bagi Druze yang Dilindungi Israel
Bagaimana Kopi Mempengaruhi Otak?
1. Menghambat Adenosin, Meningkatkan Kewaspadaan
Kafein bekerja dengan menghalangi reseptor adenosin, yaitu zat kimia di otak yang biasanya menyebabkan rasa kantuk.
Dengan memblokir adenosin, kafein mencegah neuron melambat dan justru membuat otak tetap aktif dan waspada.
2. Meningkatkan Kinerja Otak
Kafein diketahui dapat:
- Memperbaiki suasana hati
- Meningkatkan waktu reaksi
- Menajamkan fokus dan perhatian
- Memperkuat kemampuan belajar
- Meningkatkan fungsi mental secara umum
Hal ini terjadi karena kafein juga merangsang pelepasan neurotransmiter (zat kimia dalam otak dan sistem saraf yang berfungsi untuk mengirimkan sinyal antar sel saraf (neuron)) lain, seperti dopamin, serotonin, dan noradrenalin.
Namun, seiring waktu tubuh dapat mengembangkan toleransi terhadap kafein, sehingga efeknya bisa berkurang bila dikonsumsi terus-menerus dalam jumlah besar.
3. Pengaruh terhadap Memori
Penelitian mengenai efek kafein terhadap ingatan masih beragam. Beberapa studi menunjukkan bahwa kafein bisa meningkatkan memori jangka pendek dan panjang, sementara yang lain tidak menemukan efek signifikan.
Salah satu studi menunjukkan bahwa kafein dapat memperkuat memori terhadap gambar yang dipelajari, membuatnya lebih tahan terhadap lupa.
4. Melawan Kelelahan, Tapi Bisa Mengganggu Tidur
Kopi sering dikonsumsi untuk mengusir rasa lelah. Namun, efek stimulan ini bersifat sementara.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.