Dokter Ingatkan Bahaya Kekurangan Zat Besi pada Anak, Bisa Berdampak Seumur Hidup
Zat besi merupakan salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan sejak masa bayi hingga usia lanjut.
Penulis:
willy Widianto
Editor:
Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Zat besi merupakan salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan sejak masa bayi hingga usia lanjut.
Menurut dr. H. Sukiman Rusli. Sp.PD., Lembaga Kesehatan dan Komisi Fatwa MUI, kekurangan zat besi pada anak terutama balita dapat memicu sejumlah gangguan kesehatan yang berdampak jangka panjang.
Salah satu cara yang direkomendasikan untuk membantu mencukupi kebutuhan zat besi anak adalah melalui konsumsi susu yang difortifikasi.
“Zat besi dalam susu, apalagi bila dipadukan dengan vitamin C, akan lebih mudah diserap oleh tubuh. Ini penting untuk mencegah anemia dan gangguan tumbuh kembang,” ujar dr. Sukiman dalam pernyataannya, Minggu(22/6/2025).
Berikut ini sejumlah dampak kesehatan yang dapat dicegah jika anak rutin mengonsumsi susu bergizi yang mengandung zat besi:
1. Anemia Defisiensi Besi
Anemia pada anak terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah sehat. Dalam banyak kasus, kondisi ini disebabkan oleh rendahnya kadar hemoglobin akibat kekurangan zat besi. Anak dengan anemia cenderung lemas, mudah lelah, dan mengalami detak jantung yang cepat
2. Pertumbuhan Fisik Terhambat
Zat besi mendukung pembentukan eritrosit (sel darah merah). Jika jumlahnya kurang, maka pertumbuhan anak bisa terganggu. Anak terlihat lebih pendek dari usia sebayanya dan berisiko mengalami stunting.
3. Gangguan Perkembangan Otak
Zat besi juga berperan dalam fungsi otak, termasuk perkembangan kognitif dan motorik. Kurangnya asupan zat besi pada masa awal kehidupan dapat menyebabkan penurunan kemampuan belajar dan konsentrasi.
4. Penurunan Daya Tahan Tubuh
Zat besi dibutuhkan dalam pembentukan antibodi. Kekurangannya membuat anak lebih rentan terhadap infeksi.
5. Risiko Gangguan Jantung
Pada kasus kekurangan oksigen akibat anemia, jantung anak dipaksa bekerja lebih keras. Jika terjadi dalam jangka panjang, kondisi ini bisa memicu gangguan fungsi jantung.
Kepala BGN Sebut Keracunan MBG Dipicu Kemunculan SPPG Baru yang Tak Biasa Masak dalam Jumlah Ribuan |
![]() |
---|
8.344 SPPG Dibangun dengan 100 Persen Dana Masyarakat |
![]() |
---|
Kasus Bayi di Bengkulu Terinfeksi Cacing, KPAI Ingatkan Negara untuk Lindungi Anak |
![]() |
---|
Penjelasan Dokter Kondisi Anak Cacingan di Bengkulu: Banyak Sekali Cacing di Usus Halus dan Besar |
![]() |
---|
Kasus Anak Cacingan Terjadi Lagi, Wamenkes Singgung Kebersihan Lingkungan yang Buruk |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.