Jumat, 3 Oktober 2025

Ibu Harus Tahu, Ini Bahaya BPA bagi Bumil dan Dampaknya pada Tingkah Laku Anak!

Menurut studi, jika ibu hamil terpapar BPA pada masa kehamilan (gestasional), maka kemungkinan anaknya akan mengalami gangguan perilaku.

Editor: Anniza Kemala
Freepik
Penggunaan produk yang terkontaminasi BPA secara terus-menerus mengancam kesehatan, khususnya ibu hamil dan anak-anak. 

TRIBUNNEWS.COM - Tanpa disadari, plastik telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Harganya yang relatif terjangkau dan mudah ditemukan menjadi salah satu alasan bagi masyarakat untuk menggunakannya. 

Namun, di balik kegunaan dan kepraktisannya, ternyata plastik menyimpan bahaya tersembunyi, yaitu Bisphenol-A atau BPA.

BPA adalah bahan kimia yang lazim digunakan dalam kemasan plastik polikarbonat (PC) untuk membuat plastik tetap keras dan tidak mudah hancur. Umumnya, BPA kerap dipakai dalam barang konsumen sehari-hari seperti kemasan galon, botol minum, botol susu bayi, mainan anak, dan sebagainya. 

Bahaya BPA bagi kesehatan anak

Penggunaan produk yang terkontaminasi BPA secara terus-menerus memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Pasalnya, zat kimia tersebut dapat mengganggu sistem endokrin.

Menurut Pakar Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Prof. Junaidi Khotib, S.Si., Apt., M.Kes., Ph.D., jika fungsi senyawa endokrin diganggu oleh BPA, maka keadaan fisiologis ini akan bergeser pada keadaan patofisiologi. Beberapa referensi menunjukkan dampak langsung gangguan endokrin seperti diabetes, hipertensi, masalah kesuburan, kanker, dan gangguan mental. 

Baca juga: Wajib Tahu! Ini Bahaya Paparan BPA yang Sebabkan Risiko bagi Ibu Hamil dan Anak-anak

Hal ini tentu sangat berbahaya bagi ibu hamil, sebab kontaminasi BPA juga dapat memengaruhi kondisi kesehatan janin dan sang buah hati kelak. 

Menurut studi, jika ibu hamil terpapar BPA pada masa kehamilan (gestasional), maka kemungkinan anaknya akan mengalami gangguan perilaku dan aspek emosional yang kurang baik.

Berdasarkan riset Environmental Health Sciences Department berjudul “Prenatal Bisphenol A Exposure and Child Behavior in an Inner-City Cohort” yang dirilis tahun 2012, gangguan perilaku pada anak akibat paparan BPA selama dalam kandungan bisa dilihat sejak usia 3 tahun.

Senada dengan temuan ini, sebuah studi kohort yang dilakukan oleh Mailman School of Public Health, Columbia University, dari tahun 1998 hingga 2006 melibatkan pemantauan sejak kehamilan ibu hingga anak berusia 10-12 tahun.

Dalam studi ini, sampel urine digunakan untuk mengukur paparan BPA, dan anak-anak dievaluasi menggunakan Revised Children’s Manifest Anxiety Scale (RCMAS) dan Children’s Depression Rating Scale (CDRS). Hasilnya, terdapat hubungan yang signifikan antara paparan BPA selama masa kehamilan dengan gejala depresi serta kecemasan pada anak laki-laki.

Hubungan antara BPA dengan gangguan perilaku dan emosional pada anak juga diungkap pada riset berjudul “Prenatal and Early Childhood Bisphenol A Concentrations and Behavior in School-Aged Children” dari Harley dkk yang dilakukan pada 2013.

Riset ini melibatkan 292 ibu dan anaknya yang berusia 5 tahun. Kemudian, perilaku anak diamati berdasarkan laporan ibu dan guru saat pada saat anak berusia 7 tahun, serta dengan melakukan asesmen langsung saat anak usia 9 tahun.

Penelitian ini mengungkapkan, konsentrasi BPA dalam urin ibu hamil berpengaruh dengan meningkatnya masalah kecemasan dan depresi pada anak laki-laki berusia 7 tahun. Sementara itu, tidak ditemukan adanya hubungan antara konsentrasi BPA selama prenatal dengan perilaku anak perempuan. 

Jika dilihat dari segi konsentrasi BPA dalam urin anak-anak, ditemukan bahwa BPA meningkatkan risiko masalah kecemasan, depresi, hiperaktif, dan perilaku bermasalah pada anak laki-laki dan perempuan usia 7 tahun.

Baca juga: Peraturan BPOM Wajibkan Label BPA pada Air Galon Bermerek, YLKI Beri Dukungan dan Bantu Sosialisasi

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved