Penjelasan Kemenkes Soal Kasus Diabetes Anak: Bukan Dipicu Konsumsi Susu Formula
faktor dominan diabetes anak adalah pola hidup yang salah, seperti makan dan minum dengan kadar gula berlebih dari standar konsumsi gula harian.
Pengamat kesehatan yang juga Dokter Spesialis Anak Tiurma Lisapine, kepada media, menjelaskan, agar anak terhindar dari diabetes, perlu menjaga pola makan dan hidup sehat dengan berolahraga.
Disampaikan Tiurma, ada dua macam atau dua jenis diabetes, yaitu diabetes tipe satu dan diabetes tipe dua. Diabetes tipe satu disebabkan kurangnya insulin pada anak dan ini biasanya terjadi sejak lahir.
Sementara diabetes tipe dua terjadi kepada anak remaja atau dewasa.
"Kalau diabetes tipe dua karena gaya hidup yang mengkonsumsi kadar gula yang tinggi yang menyebabkan kadar gula menjadi naik, nah itulah asal terjadinya diabetes pada anak-anak," ungkap dia kepada media.
Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit kronis akibat gangguan metabolisme karbohidrat yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah.
Anak-anak pengidap diabetes tipe satu tak dapat memproduksi insulin akibat terganggunya fungsi sel beta pankreas sehingga bergantung pada injeksi insulin.
Sementara diabetes tipe dua disebabkan karena pola makan yang buruk serta pola hidup yang kurang baik. Seringnya anak mengonsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi serta makanan siap saji tanpa diimbangi dengan aktivitas fisik atau olahraga teratur, dapat membuat anak rentan terserang diabetes.
Untuk bisa menghindari penyakit tersebut , Tiurma menyarankan para orang tua agar melakukan pengawasan ekstra agar pola makan anak-anak dapat beragam, mengandung gizi yang seimbang dan agar dapat menghindari makanan minuman yang tinggi gula.
Kata Tiurma, jika mendapati anak terdiagnosa diabetes, jangan serta merta menghakimi atau membuat anak itu berbeda dari anak yang lain.
Usahakan anak itu tetap hidup seperti anak yang lain, namun dengan beberapa hal yang harus diwaspadai misalnya pada diabetes tipe satu, anak akan lebih mudah lelah, berat badan akan menurun, sering kencing, dan sebagainya.
"Itu harus diwaspadai apabila orang tua melihat gejala seperti itu anaknya harus segera diperiksa ke dokter," ujarnya.
Sementara itu, Profesor Dr. Aman Bhakti Pulungan, SpA(K), project leader Changing Diabetes in Children (CDiC) Indonesia - Ikatan Dokter Anak Indonesia dan Executive Director of International Pediatric Association (IPA)/ Asosiasi Dokter Anak Sedunia, menambahkan, data IDAI pada tahun 2017 hingga 2019 mengungkapkan terdapat sebanyak 1.249 anak menderita diabetes melitus tipe 1 (DMT1).
Data Registri Nasional DMT1 di Indonesia mengungkapkan, pada 2022, sebanyak 1.369 anak terdiri atas 556 anak laki dan 813 anak perempuan, menderita DMT1. Sedangkan, pada 2023 meningkat pesat menjadi 1.645 pasien anak.
Prof Aman menjelaskan, DMT1 berbeda dengan DMT2.
“DMT1 merupakan kondisi defisiensi insulin absolut yang disebabkan kerusakan sel beta pankreas sehingga tak mampu memproduksi insulin. Sedangkan, DMT2 merupakan kondisi defisiensi insulin relatif, yaitu produksi insulin tidak mencukupi,” jelas Prof Aman.
Transplantasi dari Donor Meninggal Dunia Jadi Harapan Baru Pasien Gagal Ginjal |
![]() |
---|
Program MBG Bisa Cegah Pelajar Jajan Sembarangan dan Konsumsi Makanan Ultra Proses |
![]() |
---|
Manfaatkan Teknologi Analisis Data, Industri Asuransi Sepakati Kerjasama dengan Kemenkes |
![]() |
---|
Sikat Gigi Saat Mandi Pagi dan Malam Sebelum Tidur Ternyata Kebiasaan yang Salah |
![]() |
---|
Kemenkes Ungkap Efek Domino Bunuh Diri: 35 Orang Ini Bisa Terdampak Psikologis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.