Rima Melati dan Trauma Merokok
Stres Akibat Rambut Rontok dan Nyaris Kehilangan Payudara
Akibat jadi perokok berat di masa lalu, aktris Rima Melati pernah nyaris kehilangan payudara. Rambutnya pun rontok, isyarat ganasnya kanker.

Tak berlebihan kalau Rima Melati jadi icon (simbol) sukses melawan rokok setelah sekian lama kecanduan batang tembakau itu. Ia pantas pula jadi icon semangat tinggi bangkit dari keterpurukan setelah divonis kanker usus dan kanker payudara akibat rokok. Bagaimana liku kisah sang aktris senior ini terbebas dari kanker?
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
SUATU pagi di akhir tahun 1989, Rima Melati sedang duduk termenung di teras rumahnya yang asri di kawasan Tanah Kusir II No 7 C Jakarta Selatan.
Hembusan segar udara pagi dan rerimbunan pohon di teras rumahnya tak mampu mengusir kegalauan hatinya.
Ia menyisir rambutnya dan seolah menghitung sudah berapa helai rontok ke lantai. Cukup banyak yang berguguran, isyarat ada yang tak beres dengan kesehatan badannya. Sesaat kemudian, ia memegangi payudara sebelah kirinya yang bengkak dan terasa ngilu sekali.
"Ya Tuhan, beri hamba solusi agar tak kehilangan payudara kiriku ini," ujar artis lawas bernama asli Marjolien Tambajong. Tanpa sadar buliran-buliran air mata berlinangan di pipinya.
Frans Tumbuan, sang suami tercinta, kemudian memeluknya dengan hangat, sembari menghibur. "Sudahlah, Ma. Jangan larut dalam kesedihan. Jalani saja operasi dengan tabah. Nanti indah pada waktunya," hibur Frans. Namun Rima Melati tetap menangis, sesenggukan.
Tak lama kemudian, telepon di rumahnya berdering. Begitu diangkat, suara di seberang telepon bilang, "Ibu Rima, hari ini perbanyak istirahat karena besok harus siap jalani operasi."
Itu adalah suara dari Prof Dr Syamsul Hidayat, salah satu tim dokter dari Rumah Sakit Sumber Waras Jakarta yang esok hari akan melakukan bedah operasi pengangkatan kanker payudara milik bintang film "Tinggal Landas Buat Kekasih" itu.
Mendengar suara sang dokter, tangis Rima Melati tambah menjadi-jadi. Badannya gemetar, gugup membayangkan operasi bedah.
Ia memukul-mukul meja ruang di tamu, sebagai pelampiasan kesedihannya. Terbayang di benak aktris berusaha 72 tahun itu kalau dirinya akan kehilangan simbol terindah bagian tubuh wanita yakni payudara.
"Suamiku, apa tidak ada cara lain selain operasi? Aku nggak mau kehilangan payudaraku," keluh Rima Melati, seolah berkonsultasi dengan sang suami di sampingnya.
Frans tak bisa berbuat banyak kecuali hanya menghibur. "Dokter lebih paham yang terbaik buat Mama. Jalani saja dengan tulus. Bagaimana pun dirimu setelah operasi, aku tetap mencintaimu, sayang, " hibur Frans.
Pertanyaan terhadap sang suami itu lalu dia arahkan ke dokter yang masih berada di ujung telepon.
Namun Rima Melati mendapat jawaban bahwa kehilangan payudara sebelah kiri adalah konsekuensi dari pengangkatan kanker yang bersarang di dalamnya. "Apalagi kankernya sudah menjalar ke syaraf ketiak. Jadi, ibu yang ikhlas saja," tutur Dr Syamsul Hidayat.