Rima Melati dan Trauma Merokok
Stres Akibat Rambut Rontok dan Nyaris Kehilangan Payudara
Akibat jadi perokok berat di masa lalu, aktris Rima Melati pernah nyaris kehilangan payudara. Rambutnya pun rontok, isyarat ganasnya kanker.

Kini Rima hanya bisa pasrah. Ia menyadari kalau nyawanya lebih penting ketimbang payudaranya. Apalagi rambut rontok dari kepalanya semakin banyak, isyarat kanker semakin menjalar. Ia hanya bisa pasrah dan menyesali masa lalunya yang kecanduan rokok.
Kisah trauma Rima Melati akibat rokok barangkali bisa jadi pelajaran bagi Kaum Hawa lain di Indonesia, betapa bahaya batang tembakau yang mengandung bejibun racun, terutama nikotin itu.
Apalagi menurut Abdillah Ahsan, MSE, peneliti dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, jumlah perokok wanita mengalami trend gila-gilaan.
Secara total, pada tahun 1995, jumlah perokok aktif secara nasional mencapai 34,7 juta orang. 12 tahun kemudian, tepatnya 2007, angka ini meroket 88 persen menjadi 65,2 juta orang. Dari angka itu, jumlah perokok di kalangan perempuan mencapai 1,1 juta orang (tahun 1995) dan meroket menjadi 4,8 juta orang (2007).
"Kalau tidak dikendalikan, bisa jadi muncul korban-korban baru akibat rokok di kalangan perempuan, seperti kisah masa lalu Rima Melati," kata Abdillah Ahsan, dalam workshop "Suara Korban Rokok" yang digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, belum lama ini.
Kekhawatiran munculnya "Rima Melati" baru dalam daftar korban korban di kalangan perempuan juga muncul dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007.
Menurut Riskesdas, jumlah perokok remaja perempuan (usia 15-19 tahun) pada tahun 2007 saja meroket lima kali lipat (dibanding 1995) menjadi 167.832 orang di seluruh Indonesia. Tahun 1995, waktu itu jumlah perokok remaja perempuan 'hanya' 30.019 orang.
Celakanya, minimal ada satu perokok di dalam 57 persen rumahtangga di Indonesia. Dari jumlah itu, 91,8 persen merokok di rumah. Selain itu, menurut Menaldi Rasmin dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, lebih dari 43 juta anak Indonesia serumah dengan perokok dan terpapar asap tembakau.
"Jangankan yang dulunya aktif merokok seperti Rima Melati, yang perokok pasif pun juga tak kalah berisiko terkena macam-macam penyakit, apalagi serumah dengan perokok," ujar Menaldi Rasmin.
Mendadak Batalkan Operasi Demi Selamatkan Payudara
Di tengah kegalauan Rima Melati menghadapi operasi kanker payudara di Rumah Sakit Sumber Waras Jakarta, tiba-tiba datang para sahabat dekatnya.
Para sahabat tidak hanya menghiburnya tapi juga menyarankan Aktris Terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 1973 itu agar segera membatalkan jadwal operasi kanker payudara.
"Batalkan saja, demi keselamatan payudaramu, " kata seorang sahabat, seperti ditirukan Rima. Sang sahabat lantas memberikan info kalau di Belanda ada sebuah klinik yang punya teknologi mengangkat kanker tanpa harus memotong payudara.
Rima masih teringat namanya Klinik Denhoed, milik dokter Daniel Denhoed.
Mendengar info dari sahabat, Frans Tumbuan, sang suami tercinta langsung mendesak Rima untuk bersedia membatalkan operasi.
Rima juga langsung setuju. Dan saat itu juga, Frans mengontak RS Sumber Waras, menyatakan dengan berat hati membatalkan operasi yang sedianya digelar esok harinya.