Menkes Belum Koordinasi dengan Komisi IX Soal Kondom
Menurut Ribka, sejak dilantik menjadi menkes, Nafsiah belum pernah melakukan rapat dengan mitra kementeriannya, Komisi IX.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi IX DPR memanggil Menteri Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi, menyusul kebijakannya mengkampanyekan penggunaan kondom yang dianggap banyak pihak telah mendorong perilaku seks bebas di kalangan remaja, dengan mempermudah akses kondom.
"Senin (30/6/2012), kami undang Bu Menkes. Ini kan belum pernah," ujar Ketua Komisi IX DPR Ribka Tjiptaning di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (21/6/2012).
Menurut Ribka, sejak dilantik menjadi menkes, Nafsiah belum pernah melakukan rapat dengan mitra kementeriannya, Komisi IX.
"Mungkin Bu Nafsiah merasa senior, karena beliau mantan anggota DPR dua periode zaman Soeharto dan anak menteri. Kalau biasanya teman-teman (menteri) yang lain itu kan ketemu dulu dengan kami, (koordinasi) apa ya yang jadi masalah saat ini," tutur Ribka.
Belum sempat bertemu dengan Komisi IX, Menkes baru justru mengeluarkan kebijakan tentang kondom yang kontroversial.
"Lah, kalau ini tiba-tiba mengeluarkan (kebijakan) masalah kondom. Saya yang akhirnya ditanya-tanya oleh wartawan. Kebijakannya kok jadi kondom, bukan RS Pratama," tutur politisi PDI Perjuangan.
Padahal, lanjutnya, Komisi IX sedang giat membahas Jampersal (Jaminan Persalinan), Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat), dan BOK (Bantuan Operasional Kesehatan).
Seingat Ribka, materi khusus tentang kampanye kondom belum pernah dibahas dengan menkes sebelumnya, dalam rapat komisi.
Pada Rabu (20/6/2012) lalu, Nafsiah memberikan penjelasan tentang kebijakannya yang dianggap kontroversial.
Nafsiah membantah pernah mengampanyekan dan mendorong penggunaan kondom di kalangan umum, seperti anak sekolah dan remaja.
Menurut Nafsiah, penggunaan kondom untuk kelompok seks berisiko merupakan salah satu indikator dari tujuan pembangunan millenium (MDGs) poin keenam. Sebab, saat ini seks berisiko sudah terjadi di hampir semua kelompok usia.
Seks berisiko adalah setiap hubungan seks yang berisiko penularan penyakit kelamin, termasuk HIV/ AIDS, maupun risiko kehamilan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan.
"Data kami menunjukkan, penularan HIV naik terus, walaupun sudah kampanye kondom yang gencar di kalangan seks berisiko. HIV masih terus naik bersama dengan penyakit-penyakit kelamin lain," jelasnya. (*)
BACA JUGA