Komisi IX: Kampanye Kondom Lebih Banyak Negatifnya
Komisi IX DPR memanggil Menteri Kesehatan (Menkes), Nafsiah Mboi, pada rapat Senin (30/6/2012), untuk menjelaskan kebijakan kampanye dan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi IX DPR memanggil Menteri Kesehatan (Menkes), Nafsiah Mboi, pada rapat Senin (30/6/2012), untuk menjelaskan kebijakan kampanye dan penggunaan kondom di kalangan remaja dan pelajar.
Ketua Komisi IX, Ribka Tjiptaning, mengaku tidak mengerti maksud dari Menkes mengeluarkan kebijakan itu. Yang jelas, kebijakan tentang kondom ini akan lebih banyak negatifnya.
"Tetapi buat saya sebetulnya banyak negatifnya, meskipun ada positifnya. Yang saya kritisi kemarin, jangan sampai niat baik Bu Nafsiah untuk risiko seks tinggi itu justru jadi banyak negatifnya, karena diberikan kepada remaja 15 hingga 24 tahun. Anak 15 tahun belum mengerti, nanti jangan-jangan kondomnya diletakkan di jari, ini untuk apa yah? (Bisa jadi) sekali dapat dia main, besoknya ketagihan, terus enggak ada kondom, justru jadi gawat," ujar Ribka di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (21/6/2012).
Menurut Ribka, untuk menghindari bahaya AIDS tidak hanya melalui kebijakan cara kampanye kondom. Tapi, dengan cara lainnya, seperti memberikan pengobatan bagi penderita AIDS secara gratis.
Ribka mengingatkan bahwa penyebaran AIDS tidak semata dikarenakan hubungan seksual, tapi bisa melalui transfusi darah, jarum suntik. "Karena di LP-LP (Lembaga Pemasyarakatan) itu penderita AIDS sampai ingin yang lain ketularan, tusuk giginya, dan ditaro di rumah makan biar orang ketularan," kata politisi PDI Perjuangan itu.
Menurutnya, seharusnya Nafsiah selaku Menkes baru mempertimbangkan berbagai aspek sebelum mengeluarkan sebuah kebijakan.
"Sama degan kasus 'Ayat Tembakau'. Setiap beda menteri, kebijakannya beda. Seharusnya lebih baik Bu Nafsiah pelajari dulu, meneruskan saja (kebijakan dan program) Menkes yang kemarin, Bu Endang, soal rumah sakit pratama dan BPJS," terang Ribka yang pernah terseret kasus 'Korupsi Ayat Tembakau' itu.
Baca Juga: