Konflik Palestina Vs Israel
Aktivis Global Sumud Flotilla: Greta Thunberg Dipaksa 'Cium' Bendera Israel
Para aktivis Global Sumud Flotilla mengungkapkan bahwa aktivis Swedia Greta Thunberg diarak dan dipaksa mencium bendera Israel saat ditahan.
Aktivis lain, Zeynep Dilak Ticaret, mengatakan dia tidak menduga Israel akan menunjukkan kegilaan seperti itu di tempat di mana perwakilan dari 72 negara berkumpul.
"Setelah kami memprotes pidato Menteri Genosida, Itamar Ben-Gvir, mereka meningkatkan kekerasan. Kami meneriakkan slogan-slogan dan tidak mengizinkannya berbicara banyak, sehingga ia menjadi sangat marah. Setelah itu, mereka mulai menekan kami lebih keras," ujarnya.
"Ada aktivis dari 72 negara, termasuk anggota parlemen, pemimpin serikat pekerja, pengacara, dan orang-orang dari berbagai profesi," tambah Ocak.
"Ketika kami berada di sel bersama, semua orang berkata, 'Ketika kami kembali ke negara masing-masing, kami akan menunjukkan wajah Israel yang sebenarnya'," lanjutnya.
Ia mengatakan citra Israel di mata orang-orang Eropa telah runtuh.
"Mungkin kita di Turki tahu sifat asli mereka, tetapi di Eropa citra mereka benar-benar berbeda. Kini, apa pun yang tersisa dari citra Israel telah runtuh. Israel telah memulai kehancurannya sendiri," tambahnya.
Menurut Adalah, sebuah organisasi Israel yang menyediakan bantuan hukum kepada anggota Global Sumud Flotilla, beberapa dari mereka tidak dapat mengakses pengacara dan tidak diberi akses ke air, obat-obatan, dan toilet.
Organisasi tersebut menyatakan para aktivis juga "dipaksa berlutut dengan tangan terikat plastik selama setidaknya lima jam, setelah beberapa peserta meneriakkan, 'Free Palestine.'"
Sumber di Kementerian Luar Negeri Turki melaporkan bahwa para aktivis yang tiba di Bandara Istanbul pada hari Sabtu termasuk 36 warga negara Turki, selain warga negara dari Amerika Serikat, UEA, Aljazair, Maroko, Italia, Kuwait, Libya, Malaysia, Mauritania, Swiss, Tunisia, dan Yordania.
Global Sumud Flotilla (GSF)
Global Sumud Flotilla (GSF) merupakan misi kemanusiaan yang diorganisasikan oleh empat koalisi utama, yaitu Gerakan Global ke Gaza (GMTG), Freedom Flotilla Coalition (FFC), Armada Maghreb Sumud, dan Sumud Nusantara.
Tujuan GSF adalah mengirim bantuan kemanusiaan termasuk makanan dan obat-obatan ke Jalur Gaza yang dikepung oleh Israel.
Dari ribuan orang mendaftar, sekitar 400 orang terpilih untuk berlayar dalam misi GSF menuju Jalur Gaza mulai akhir Agustus lalu.
Misi tersebut diikuti oleh perwakilan dari berbagai negara dan menggunakan lebih dari 40 kapal.
Konvoi pertama kapal GSF berlayar dari pelabuhan Spanyol pada 31 Agustus untuk bertemu dengan gelombang kedua di Tunisia pada 4 September 2025, kemudian berlayar menuju Gaza.
Sejak tahun 2007, Israel telah mengontrol ketat wilayah udara dan perairan teritorial Gaza, membatasi pergerakan barang dan orang di wilayah tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.