Konflik Palestina Vs Israel
Tersisa 1 Kapal Global Sumud Flotilla yang Belum Dicegat Israel, Masih Berlayar ke Gaza
Hanya tersisa satu kapal Global Sumud Flotilla yang belum dicegat oleh Israel. Kapal itu masih berada di kejauhan, menuju ke Jalur Gaza.
Misi GSF diorganisir oleh empat koalisi utama, yaitu Gerakan Global ke Gaza (GMTG), Freedom Flotilla Coalition (FFC), Armada Maghreb Sumud, dan Sumud Nusantara.
Dari ribuan orang mendaftar, sekitar 400 orang terpilih untuk berlayar dalam misi GSF menuju Jalur Gaza.
Sebuah panitia pengarah juga telah dibentuk, yang mencakup tokoh-tokoh seperti aktivis Swedia Greta Thunberg, sejarawan Kleoniki Alexopoulou, aktivis hak asasi manusia Yasemin Acar, sosioenvironmentalis Thiago Avila, ilmuwan politik dan pengacara Melanie Schweizer, ilmuwan sosial Karen Moynihan, fisikawan Maria Elena Delia, aktivis Palestina Saif Abukeshek, tokoh kemanusiaan Muhammad Nadir al-Nuri, aktivis Marouan Ben Guettaia, aktivis Wael Nawar, aktivis dan peneliti sosial Hayfa Mansouri, dan aktivis hak asasi manusia Torkia Chaibi.
GSF memperkirakan pelayaran mereka akan memakan waktu 7-8 hari untuk menempuh jarak 3.000 km ke Jalur Gaza.
Konvoi pertama GSF berlayar dari pelabuhan Spanyol pada 31 Agustus untuk bertemu dengan gelombang kedua di Tunisia pada 4 September 2025.
Sejak 2007, Israel telah mengontrol ketat wilayah udara dan perairan teritorial Gaza, membatasi pergerakan barang dan orang.
Bahkan sebelum perang genosida yang dilancarkan Israel, Jalur Gaza tidak memiliki bandara yang berfungsi setelah Israel mengebom dan menghancurkan Bandara Internasional Yasser Arafat pada tahun 2001, hanya tiga tahun setelah dibuka.
Serangan Israel di Jalur Gaza
Israel masih melancarkan serangannya di Jalur Gaza sejak Oktober 2023, menewaskan lebih dari 66.148 warga Palestina dan melukai sekitar 168.716 orang, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, Rabu.
Krisis kemanusiaan di Jalur Gaza kian memburuk, dengan 453 orang meninggal akibat kelaparan, termasuk 147 anak-anak.
Sejak 27 Mei 2025, serangan Israel terhadap warga Palestina yang mencari bantuan menewaskan 2.580 orang dan melukai lebih dari 18.930 lainnya di Jalur Gaza, lapor Anadolu Agency.
Israel menyalahkan Hamas atas kehancuran di Gaza sebagai dampak dari serangan Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023, saat Hamas menewaskan ratusan warga Israel dan menyandera 250 orang, dikutip dari OCHA.
Laporan Israel memperkirakan masih ada 48 warga negara Israel dan warga negara asing masih ditawan di Gaza, termasuk para sandera yang kematiannya telah dikonfirmasi dan jenazahnya masih ditahan di Gaza, menurut data per 3 September 2025.
Di sisi lain, Mesir dan Qatar masih berupaya menengahi perundingan negosiasi antara Hamas dan Israel, yang memasuki babak baru setelah sekutu Israel, Presiden AS Donald Trump mengusulkan 20 poin dalam proposal baru.
Menurut Qatar, proposal tersebut masih membutuhkan pembahasan lebih lanjut.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.