Ledakan Baterai Ponsel Picu 143 Kebakaran di Jepang, Kasus Terbaru Terjadi di Tokyo
Api melalap kamar di lantai 2 apartemen ukuran sekitar 20 meter persegi yang berlokasi sekitar tiga menit berjalan kaki dari Stasiun Minami-Asagaya
Editor:
Eko Sutriyanto
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Kebakaran yang dipicu ledakan baterai ponsel terjadi di kawasan Suginami-ku, Tokyo, Jepang, Kamis (25/9/2025) sekitar pukul 02.00 waktu setempat.
Api melalap sebuah kamar di lantai dua apartemen berukuran sekitar 20 meter persegi.
Menurut kepolisian Tokyo, laporan kebakaran diterima dari warga yang mendengar suara ledakan keras dari apartemen lima lantai yang berlokasi sekitar tiga menit berjalan kaki dari Stasiun Minami-Asagaya, Jalur Marunouchi.
Di lantai pertama apartemen tersebut terdapat sebuah toko, sementara kebakaran terjadi di lantai dua.
Api berhasil dipadamkan setelah sekitar dua setengah jam.
Namun, delapan penghuni—pria dan wanita berusia remaja hingga 60-an mengalami iritasi tenggorokan akibat asap, dan enam di antaranya dilarikan ke rumah sakit.
Seorang kakek berusia 60 tahun yang menjadi saksi mata menceritakan kepanikan yang dialaminya.
“Saya terbangun oleh suara alarm kebakaran. Saat membuka pintu, semuanya putih oleh asap dan tangga tidak terlihat sama sekali. Saya terpaksa berlari ke beranda sisi lain dan meminta petugas pemadam mengevakuasi saya karena saya berjalan dengan tongkat,” ujarnya.
Sementara itu, seorang wanita yang melaporkan kebakaran kepada polisi mengatakan, “Saya sedang tidur dengan ponsel yang terhubung ke charger di samping tempat tidur ketika mendengar suara ledakan kecil. Ketika saya lihat, baterai ponsel sudah terbakar,” katanya.
Departemen Pemadam Kebakaran Tokyo mencatat, sepanjang enam bulan pertama 2025 sudah ada 143 kasus kebakaran yang dipicu meledaknya baterai ponsel di seluruh Jepang. Angka ini meningkat lebih dari lima kali lipat dalam tujuh tahun terakhir.
Musim panas tahun ini, serangkaian kebakaran terkait baterai ponsel terus terjadi di Jepang. Juli lalu, kebakaran serupa sempat terjadi di dalam kereta Yamanote Line, disusul kebakaran di kereta Shinkansen pada Agustus.
Departemen Pemadam Kebakaran Tokyo melaporkan, pada 2024 terdapat 106 kasus kebakaran rumah akibat baterai lithium-ion—angka tertinggi sepanjang sejarah.
Tahun 2025, hanya dalam enam bulan pertama, jumlahnya melonjak menjadi 143 kasus.
Profesor Shoji Ishikawa dari Fakultas Kimia dan Bioteknologi Universitas Kansai menjelaskan bahwa kebakaran baterai umumnya dipicu korsleting internal.
10 Negara Tolak Akui Palestina dan 157 Mendukung, Mengapa Jepang Pilih Menunda? |
![]() |
---|
Fakta Menarik Ducati dan Marc Marquez di MotoGP Jepang 2025, Sinyal Baik Baby Alien Juara di Motegi |
![]() |
---|
Jalur Pendek Shinkansen Jepang Disubsidi Jalur Gemuk dan Panjang |
![]() |
---|
Update Hasil Korea Open 2025: Rian/Yere Kalah Lagi, Belum Berhasil Tuai Hasil Manis Sejak Debut |
![]() |
---|
Gubernur Miyagi Jepang Batalkan Janji Pembangunan Pemakaman Muslim Jelang Pemilu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.