Ingat Lagi Pidato Soekarno di Sidang Umum PBB 1960, Perkenalkan Pancasila dan Seruan Anti Penjajahan
Kala itu Bung Karno berpidato dengan naskah panjang berjudul Membangun Dunia Kembali pada sidang umum ke-15 PBB di New York, 30 September 1960
Penulis:
Facundo Chrysnha Pradipha
Editor:
Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Selasa (23/9/2025), sidang umum ke-80 Perserikatan bangsa Bangsa (PBB) digelar di New York, Amerika Serikat (AS).
Presiden Prabowo Subianto akan hadir dalam sidang bersejarah tersebut, mendapatkan giliran ketiga untuk berpidato dalam sesi sesi Debat Umum PBB pada 23 September 2025.
Hal ini bukanlah yang pertama bagi Presiden Republik Indonesia berpidato dalam sidang umum PBB.
Presiden pertama RI, Soekarno atau Bung Karno menjadi tonggak sejarah wakil Indonesia berpidato dalam pertemuan penting itu.
Kala itu Bung Karno berpidato dengan naskah panjang berjudul Membangun Dunia Kembali (To Build The World New) pada sidang umum ke-15 PBB di New York, 30 September 1960 alias hampir 65 tahun lalu.
Baca juga: Suriah Kembali ke Panggung PBB Setelah 6 Dekade, Al-Sharaa Ada di New York
Isi pidato Bung Karno di antaranya membahas beberapa poin, yakni Kritik terhadap Struktur PBB, Anti-Imperialisme dan Anti-Kolonialisme, Pancasila sebagai Falsafah Dunia, hingga Seruan Keadilan Sosial dan Kesejahteraan Bersama.
Berikut isi lengkap pidato Bung Karno dalam sidang umum PBB tahun 1960 dikutip dari Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
Tuan Ketua,
Para Yang Mulia,
Para utusan dan Wakil yang terhormat,
Hari ini, dalam mengucapkan pidato kepada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, saya merasa tertekan oleh suatu rasa tanggung jawab yang besar. Saya merasa rendah hati berbicara di hadapan rapat agung daripada negarawan-negarawan yang bijaksana dan berpengalaman dari Timur dan Barat, dari Utara dan Selatan, dari bangsa-bangsa tua dan dari bangsa-bangsa muda dan dari bangsa-bangsa yang baru bangkit kembali dari tidur yang lama.
Saya telah memanjatkan doa kepada Tuhan yang Maha Kuasa agar lidah saya dapat menemukan kata-kata yang tepat untuk menyatakan perasaan hati saya, dan saya juga telah berdoa agar kata-kata ini akan bergema dalam hati sanubari mereka yang mendengarnya.
Saya merasa gembira sekali dapat mengucapkan selamat kepada Tuan Ketua atas pengangkatannya dalam jabatannya yang tinggi dan konstruktif. Saya juga merasa gembira sekali untuk menyampaikan, atas nama bangsa saya, ucapkan selamat datang yang sangat mesra kepada ke-16 anggota baru dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Kitab Suci Islam mengamanatkan sesuatu kepada kita pada saat ini. Qur'an berkata: "Hai, sekalian manusia, sesungguhnya Aku telah menjadikan kamu sekalian dari seorang lelaki dan seorang perempuan, sehingga kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar kamu sekalian kenal-mengenal satu sama lain. Bahwasanya yang lebih mulia di antara kamu sekalian, ialah siapa yang lebih taqwa kepada-Ku".
Dan juga Kitab Suci Injil agama Nasrani beramanat pada kita: "Segala kemuliaan bagi Allah di tempat yang Mahatinggi, dan sejahtera di atas bumi di antara orang yang diperkenan-Nya". Saya sungguh-sungguh merasa sangat terharu melepaskan pandangan saya atas Majelis ini. Di sinilah buktinya akan kebenaran perjuangan yang berjalan bergenerasi. Di sinilah buktinya, bahwa pengorbanan dan penderitaan telah mencapai tujuannya. Di sinilah buktinya, bahwa keadilan mulai berlaku, dan bahwa beberapa kejahatan besar sudah dapat disingkirkan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.