Jumat, 3 Oktober 2025

Suriah Kembali ke Panggung PBB Setelah 6 Dekade, Al-Sharaa Ada di New York

Presiden Suriah Ahmad al-Sharaa tiba di New York pada hari Minggu (21/9/2025) untuk menghadiri Sidang Umum PBB,

Editor: Muhammad Barir
X/Twitter
Pemimpin Baru Suriah, Ahmed Al-Sharaa yang dulu dikenal dengan Abu Mohammed al-Jolani. Ahmad al-Sharaa tiba di New York pada hari Minggu (21/9/2025) untuk menghadiri Sidang Umum PBB, menjadikannya kepala negara Suriah pertama yang melakukannya dalam hampir enam dekade.  

Suriah Kembali ke Panggung PBB Setelah 6 Dekade ketika Ahmad al-Sharaa Tiba di New York

TRIBUNNEWS.COM- Presiden Suriah Ahmad al-Sharaa tiba di New York pada hari Minggu (21/9/2025) untuk menghadiri Sidang Umum PBB, menjadikannya kepala negara Suriah pertama yang melakukannya dalam hampir enam dekade. 

Terakhir kali seorang presiden Suriah berpidato di pertemuan tersebut adalah pada tahun 1967, yang menggarisbawahi nilai historis kunjungan tersebut.

Presiden Suriah Ahmad al-Sharaa tiba di New York pada hari Minggu untuk mengambil bagian dalam Majelis Umum PBB, presiden Suriah pertama yang melakukannya dalam hampir enam dekade.

Terakhir kali seorang kepala negara Suriah menghadiri Majelis Umum adalah pada tahun 1967. 

Hal itu terjadi sebelum 50 tahun kekuasaan dinasti keluarga Assad, yang berakhir pada bulan Desember ketika Presiden Bashar Assad digulingkan dalam serangan kilat yang dipimpin oleh al-Sharaa. 

Jatuhnya Assad juga mengakhiri perang saudara yang telah berlangsung hampir 14 tahun.

Sejak saat itu, al-Sharaa berupaya memulihkan hubungan dengan negara-negara Arab dan Barat, di mana para pejabat awalnya khawatir akan hubungannya di masa lalu dengan kelompok militan al-Qaeda. 

 

 

Baca juga: Tiga Percobaan Pembunuhan Presiden Suriah Ahmed Al-Sharaa dalam 7 Bulan, Upaya Terakhir Paling Nekat

 

 

Kelompok pemberontak yang sebelumnya dipimpinnya, Hayat Tahrir al-Sham, sebelumnya telah ditetapkan oleh Amerika Serikat sebagai kelompok teroris.

Sejak berkuasa, al-Sharaa telah menyerukan koeksistensi dan berusaha menenangkan komunitas minoritas Suriah, tetapi pemulihan negara yang rapuh ini terancam oleh pecahnya kekerasan sektarian. 

Para pejuang yang berafiliasi dengan pemerintahan baru juga dituduh membunuh ratusan warga sipil dari kelompok minoritas agama Druze dan Alawi.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved