Senin, 29 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Netanyahu: Tak Ada Palestina, Israel Siap Balas Negara yang Mengakuinya

Perdana Menteri Israel Netanyahu mengatakan tidak akan ada negara Palestina. Israel akan membalas negara yang mengakui Palestina.

Facebook Perdana Menteri Israel
NETANYAHU BERPIDATO - Foto diunduh dari Facebook Perdana Menteri Israel, Senin (22/9/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara tentang perkembangan ekonomi Israel dalam konferensi pers di kantornya pada 17 September 2025. 

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengancam akan membalas negara-negara yang mengakui negara Palestina.

Ia bersikeras Israel akan mencegah pendirian negara Palestina yang dianggapnya sebagai ancaman bagi Israel.

Pada hari Minggu, setidaknya ada empat negara yang mengakui negara Palestina yaitu Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal.

Sementara, negara-negara lain akan mendeklarasikan hal yang sama dalam Majelis Umum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) pada hari Senin, 22 September 2025.

Menanggapi upaya tersebut, Netanyahu mengatakan tidak akan ada negara Palestina.

"Tidak akan ada negara Palestina. Respons terhadap upaya terbaru untuk memaksakan negara militan di jantung tanah air kami akan datang setelah saya kembali dari Amerika Serikat," kata Netanyahu pada hari Minggu (21/9/2025), dikutip dari Al Arabiya.

Ia mengulangi pernyataannya tentang pengakuan negara Palestina akan menjadi "hadiah untuk Hamas", kelompok perlawanan Palestina yang meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023 dan membobol pertahanan Israel di sisi selatan Jalur Gaza.

"Saya punya pesan yang jelas kepada para pemimpin yang mengakui negara Palestina setelah 7 Oktober: Kalian menawarkan hadiah besar untuk militan... Dan pesan lain untuk kalian: Itu tidak akan terjadi. Tidak akan ada negara Palestina di sebelah barat Sungai Yordan," ujarnya.

Ia menyatakan pemerintahannya selama bertahun-tahun mencegah pendirian negara Palestina.

"Selama bertahun-tahun, saya mencegah pembentukan negara militan ini meskipun menghadapi tekanan luar biasa dari dalam dan luar," katanya, seraya menambahkan, "Kami melakukannya dengan tekad dan kebijaksanaan politik."

Perdana Menteri Israel, yang dicari oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas kejahatan perang di Gaza, mengatakan Israel telah memperluas permukimannya di Tepi Barat untuk mencegah pendirian negara Palestina.

Baca juga: Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal Akui Negara Palestina, Negara Lain Akan Menyusul

"Tidak hanya itu, kami juga telah menggandakan permukiman Yahudi di Yudea dan Samaria—dan kami akan melanjutkan pendekatan ini," kata Netanyahu.

Ia menyatakan Israel akan memberikan balasan kepada negara-negara yang mengakui Palestina setelah ia pulang dari Amerika Serikat (AS) untuk menemui sekutunya, Presiden AS Donald Trump.

"Saya akan menghadiri Sidang Umum PBB, dan setelahnya, saya akan bertemu dengan sahabat kita, Presiden Trump," katanya.

"Respons terhadap upaya terbaru untuk memaksakan sebuah negara di jantung tanah air kita akan datang setelah saya kembali dari Amerika Serikat; nantikan saja," lanjutnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan