Senin, 29 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Gempur Gaza dan Perluas Serangan ke Tepi Barat, Serangan sejak Fajar Telah Tewaskan 36 Orang

Serangan udara Israel di Jalur Gaza sejak fajar, Sabtu (20/9/2025), menewaskan sedikitnya 36 orang.

YouTube Channel 4 News
ISRAEL SERANG GAZA - Tangkapan layar menunjukkan detik-detik Israel melakukan serangan udara ke Kota Gaza pada Senin (15/9/2025). Serangan udara Israel di Jalur Gaza sejak fajar, Sabtu (20/9/2025), menewaskan sedikitnya 36 orang. 

Setelah serangan 7 Oktober, Israel memulai invasi darat pada 27 Oktober 2023.

Operasi tersebut, menghancurkan infrastruktur Gaza dan memicu eksodus massal.

Data Kementerian Kesehatan Gaza mencatat, lebih dari 65.000 orang tewas dan 165.697 lainnya terluka sejak 7 Oktober 2023.

Meski tidak membedakan antara warga sipil dan militan, angka ini kerap dijadikan acuan oleh PBB dan pakar independen.

Dirangkum dari Al Jazeera, berikut ini ringkasan perkembangan terkini perang Israel-Hamas, Sabtu (20/9/2025).

Blokade Israel Bikin Ratusan Anak Gaza Menunggu Evakuasi Medis

Blokade Israel membuat ratusan anak Gaza terluka dan masih menunggu evakuasi medis.

PBB menyebut, perang Israel telah menyebabkan jumlah amputasi anak terbesar di dunia dalam sejarah modern.

Enam bulan lalu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa Yordania akan menerima 2.000 pengungsi medis, namun Israel hanya mengizinkan 175 anak pergi.

Salah satunya adalah Muhammad, bocah berusia delapan tahun yang kehilangan kakinya ketika Israel mengebom tenda keluarganya.

Namun, banyak anak lain tidak dapat meninggalkan Gaza dan berisiko meninggal, bukan hanya karena serangan, tetapi juga karena minimnya fasilitas medis.

Seorang ahli bedah di Yordania, Osama Hamid, mengaku pernah harus membiarkan seorang anak berusia sembilan tahun meninggal karena tidak ada ruang ICU di Gaza.

Saudi, Prancis, Norwegia, dan Spanyol Galang Dana untuk Otoritas Palestina

Arab Saudi, Prancis, Norwegia, dan Spanyol meluncurkan kampanye penggalangan dana untuk menyelamatkan Otoritas Palestina (PA).

Langkah ini diambil setelah Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menahan transfer pendapatan pajak milik PA selama empat bulan berturut-turut.

Dalam surat kepada negara-negara donor, keempat negara menekankan bahwa mencegah keruntuhan PA penting bagi perdamaian dan keamanan Timur Tengah.

Baca juga: Krisis Gaza Memuncak, Lebih dari 1 Juta Warga Mengungsi Akibat Serangan Israel

Mereka menargetkan penggalangan dana sebesar 200 juta dolar AS per bulan selama enam bulan guna menutup biaya operasional PA.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan