Senin, 29 September 2025

Donald Trump Pimpin Amerika Serikat

Ketegangan Memanas, Venezuela Tuding AS Cegat Kapal Nelayan di Zona Ekonomi Eksklusif Laut Karibia

Venezuela menuduh kapal perang AS menduduki kapal nelayannya di Laut Karibia. Caracas sebut tindakan itu provokasi militer ilegal.

Kolase X/@realDonaldTrump dan Instagram @nicolasmaduro
PERANG KARTEL NARKOBA - Kolase foto dari X/@realDonaldTrump dan Instagram Presiden Venezuela, Nicolas Maduro @nicolasmaduro, Selasa (26/8/2025). Ketegangan antara Caracas dan Washington kembali meningkat setelah Venezuela menuduh Amerika Serikat secara ilegal mencegat kapal nelayan di Laut Karibia. 

TRIBUNNEWS.COM - Ketegangan antara Caracas dan Washington kembali meningkat setelah Venezuela menuduh Amerika Serikat secara ilegal mencegat kapal nelayan di Laut Karibia.

Kementerian Luar Negeri Venezuela dalam pernyataan Sabtu (13/9/2025) menyebut kapal perusak AS USS Jason Dunham (DDG-109) menaiki salah satu kapal penangkap ikan di zona ekonomi eksklusif negara itu pada Jumat.

Kapal tersebut membawa sembilan nelayan yang digambarkan sebagai “rendah hati” dan “tidak berbahaya”.

"Kapal perang tersebut mengerahkan 18 agen bersenjata yang menduduki kapal kecil itu selama delapan jam," bunyi pernyataan tersebut.

Caracas menilai tindakan itu sebagai “provokasi langsung dengan penggunaan sarana militer yang berlebihan secara ilegal.”

Insiden ini terjadi hanya sepekan setelah operasi militer AS di Karibia yang menewaskan 11 warga Venezuela dan menenggelamkan sebuah kapal yang dituduh membawa narkotika.

Pemerintahan Presiden Donald Trump mengklaim korban adalah anggota geng kriminal Tren de Aragua, meski tidak memberikan bukti publik.

Venezuela membantah tuduhan tersebut.

Menteri Dalam Negeri Diosdado Cabello mengatakan para korban bukan pengedar narkoba.

“Mereka secara terbuka mengaku membunuh 11 orang. Investigasi kami menunjukkan para korban adalah warga biasa. Sebuah pembunuhan telah dilakukan,” ujarnya di televisi pemerintah.

Gedung Putih tetap membela operasi itu.

Baca juga: Maduro Kerahkan 25.000 Tentara ke Perbatasan, Ketegangan AS-Venezuela Kembali Memanas

Juru bicara Anna Kelly menyebut para korban “narkoteroris jahat” dan menegaskan bahwa Nicolas Maduro bukan presiden sah Venezuela.

Berdasarkan laporan intelijen yang dikutip media setempat, belum ada bukti koordinasi antara pemerintah Caracas dengan kelompok penyelundup.

Menanggapi situasi terbaru, Presiden Maduro mengumumkan pengerahan pasukan, polisi, dan milisi sipil di 284 lokasi garis depan, termasuk wilayah perbatasan Kolombia.

Dari Ciudad Caribia, ia menegaskan: “Kami siap untuk pertarungan bersenjata, jika diperlukan.”

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan