Donald Trump Pimpin Amerika Serikat
Ketegangan Memanas, Venezuela Tuding AS Cegat Kapal Nelayan di Zona Ekonomi Eksklusif Laut Karibia
Venezuela menuduh kapal perang AS menduduki kapal nelayannya di Laut Karibia. Caracas sebut tindakan itu provokasi militer ilegal.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Tiara Shelavie
Di sisi lain, Amerika Serikat juga meningkatkan kehadiran militernya di kawasan dengan mengirim kapal perang tambahan dan menempatkan 10 jet tempur F-35 di Puerto Riko.
Ketegangan ini menambah panjang daftar gesekan kedua negara.
Bulan lalu, Washington menggandakan hadiah menjadi USD 50 juta bagi siapa pun yang memberi informasi terkait penangkapan Maduro atas dugaan perdagangan narkoba.
Caracas menolak tuduhan tersebut, menegaskan Venezuela bukan negara penghasil narkotika.
Sejarah Hubungan Amerika-Venezuela
Hubungan Amerika Serikat dan Venezuela telah lama diwarnai konflik kepentingan dan ketidakpercayaan.
Sebelum era Hugo Chavez, AS menjadi mitra dagang utama Venezuela di sektor minyak.
Hugo Chavez adalah Presiden Venezuela dari tahun 1999 hingga wafatnya pada 2013.
Ia dikenal sebagai tokoh populis dengan ideologi “Revolusi Bolivarian”, yaitu kombinasi sosialisme, nasionalisme, dan retorika anti-imperialis yang berfokus pada kemandirian Amerika Latin dari pengaruh Amerika Serikat.
Sejak 1999, hubungan memburuk akibat retorika anti-imperialis, nasionalisasi industri, serta kedekatan Caracas dengan Rusia dan Tiongkok.
Baca juga: Maduro Tuduh AS Gunakan Perang Narkoba sebagai Dalih Rampas Sumber Daya Venezuela
Ketegangan memuncak pada kudeta singkat 2002 yang menggulingkan Chavez, di mana Venezuela menuding AS terlibat, meski Washington membantah.
Setelah Chavez wafat, Nicolas Maduro melanjutkan garis keras anti-AS.
Puncaknya, pada 2019 AS mengakui oposisi Juan Guaidó sebagai presiden interim, memicu sanksi ekonomi yang memperparah krisis.
Di masa jabatan pertama Donald Trump, Washington mengerahkan militer ke Karibia dan menyatakan opsi intervensi terbuka, langkah yang dikecam Maduro.
Kini, di periode keduanya, ketegangan kembali meningkat.
Pada September 2025, Venezuela mengerahkan 25.000 tentara sebagai operasi reaksi cepat menghadapi tekanan militer AS.
Maduro menegaskan kesiapan untuk perang bersenjata jika diserang, namun tetap membuka ruang dialog dengan syarat kedaulatan dihormati.
Sementara itu, AS mengklaim operasinya di Karibia ditujukan untuk memberantas kartel narkoba.
Caracas menolak tuduhan tersebut, menyamakannya dengan dalih invasi Irak 2003
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Sumber: TribunSolo.com
Donald Trump Pimpin Amerika Serikat
Trump dan Sejumlah Politikus AS Sampaikan Belasungkawa atas Terbunuhnya Charlie Kirk |
---|
Maduro Tuduh AS Gunakan Perang Narkoba sebagai Dalih Rampas Sumber Daya Venezuela |
---|
Trump Wanti-wanti Perusahaan Asing Taati Hukum Imigrasi AS usai Razia Pabrik Hyundai-LG di Georgia |
---|
Maduro Kerahkan 25.000 Tentara ke Perbatasan, Ketegangan AS-Venezuela Kembali Memanas |
---|
9 Fakta Razia Imigrasi Terbesar Era Trump di Pabrik Hyundai-LG Georgia, Bagaimana Nasib Pekerja? |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.