Donald Trump Pimpin Amerika Serikat
Maduro Kerahkan 25.000 Tentara ke Perbatasan, Ketegangan AS-Venezuela Kembali Memanas
Bersiap Hadai Serangan Asing, Presiden Venezuela Nicolas Maduro Kerahkan 25.000 Tentara ke Perbatasan Kolombia dan Pesisir Karibia
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengerahkan 25.000 pasukan bersenjata ke perbatasan Kolombia dan sepanjang pantai Karibia.
Langkah ini diumumkan sebagai upaya mempertahankan kedaulatan dan memperkuat operasi reaksi cepat di tengah tekanan militer Amerika Serikat (AS).
“Tujuan utama mobilisasi ini adalah untuk mempertahankan kedaulatan dan keamanan nasional serta memperjuangkan perdamaian,” kata Maduro dalam pidato yang disiarkan televisi, Senin (8/9/2025).
Maduro sebelumnya menegaskan Venezuela siap memasuki tahap perjuangan bersenjata jika mendapat serangan.
Meski demikian, ia menekankan bahwa Caracas tetap terbuka untuk dialog selama ada rasa hormat terhadap kedaulatan nasional.
Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan dengan Amerika Serikat, menyusul operasi militer yang diperluas oleh pemerintahan Presiden Donald Trump di kawasan Karibia.
Washington mengklaim langkah tersebut bertujuan memberantas kartel narkoba yang diduga beroperasi dari wilayah Venezuela.
Namun, Caracas menolak tuduhan itu dan menyamakannya dengan klaim senjata pemusnah massal di Irak pada 2003, yang digunakan sebagai dalih invasi.
Kepala Kebijakan Perbatasan Gedung Putih, Tom Homan, menyatakan bahwa AS akan memperluas operasi penegakan hukum di wilayah tersebut.
Ia menegaskan kerja sama dengan kartel narkoba atau perekrutan imigran ilegal bukanlah tindakan belas kasihan, melainkan demi keuntungan semata.
Sejarah Hubungan AS-Venezuela
Baca juga: Kapal Perusak & Marinir AS Kepung Venezuela, Ini Perbandingan Militer Kedua Negara Jika Perang Pecah
Ketegangan terbaru ini tak bisa dilepaskan dari sejarah panjang hubungan kedua negara.
Sebelum era Hugo Chavez, AS adalah mitra dagang utama Venezuela, khususnya di sektor minyak.
Sejak Chavez berkuasa pada 1999, hubungan memburuk akibat retorika anti-imperialis, nasionalisasi industri, dan aliansi dengan Rusia serta Tiongkok.
Puncak ketegangan terjadi pada 2002 saat kudeta militer singkat menggulingkan Chavez, yang oleh Caracas disebut mendapat restu Washington.
Meski AS membantah, tuduhan itu terus membayangi hubungan bilateral.
Sumber: TribunSolo.com
Donald Trump Pimpin Amerika Serikat
4 Hal Penting dari Pertemuan Trump dengan Erdogan di Washington, Bahas Gaza, Ukraina, hingga Suriah |
---|
5 Fakta Kenaikan Biaya Visa H-1B Trump, Negara-negara Ini Justru Ketiban Untung |
---|
Kebijakan Trump Makan Korban: Kenaikan Biaya Visa H-1B Bikin Teknologi AS Terancam Krisis Talenta |
---|
Eskalator Mendadak Macet saat Dinaiki Trump, PBB Tegaskan Bukan Sabotase, Ungkap Fakta Sebenarnya |
---|
Isi Percakapan Macron saat Terjebak 'Tot Tot Wuk Wuk' Trump: Tebak Apa yang Terjadi dengan Saya? |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.