Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Setelah Mengultimatum Hamas, Trump Klaim Perdamaian Gaza di Ujung Mata, AS Janji Pulangkan Sandera

Donald Trump menegaskan bahwa pemerintahannya sedang merumuskan langkah strategis untuk menciptakan perubahan signifikan di Gaza.

Facebook The White House
TRUMP DAN NETANYAHU - Tangkapan layar The White House pada Selasa (8/7/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan) dan Presiden AS Donald Trump (kiri) berfoto di Gedung Putih, pada hari Senin (7/7/2025). Donald Trump menyatakan bahwa perdamaian di Gaza semakin mendekati kenyataan. 

TRIBUNNEWS.COM - Setelah mengeluarkan ultimatum terakhir kepada Hamas, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan bahwa perdamaian di Gaza semakin mendekati kenyataan.

Pemerintah AS juga menjanjikan pemulangan para sandera sebagai bagian dari upaya diplomatik yang tengah digencarkan.

Donald Trump menegaskan bahwa pemerintahannya tengah merancang langkah strategis untuk menciptakan perubahan signifikan di Gaza.

Pernyataan ini disampaikan hanya beberapa jam setelah ia mengeluarkan ultimatum terakhir kepada Hamas, sebagai bagian dari upaya mengakhiri konflik dan membebaskan para sandera.

Trump menyampaikan pernyataan itu kepada wartawan di Washington, D.C., pada Minggu (7/9/2025) usai perjalanan singkat ke New York, dikutip dari Al Jazeera.

“Kami sedang mengupayakan solusi yang mungkin sangat baik,” ujarnya, seraya menyebut perang Israel di Gaza dan penahanan puluhan warga Israel oleh Hamas sebagai “masalah yang sangat besar”.

“Ini masalah yang ingin kami selesaikan untuk Timur Tengah, untuk Israel, untuk semua orang. Tapi ini masalah yang akan kami selesaikan,” tambahnya.

Trump menegaskan upaya tersebut juga bertujuan memulangkan para sandera.

“Kalian akan segera mendengarnya. Kami sedang berusaha mengakhirinya, dan memulangkan para sandera,” katanya.

Sebelumnya pada hari yang sama, Trump menyatakan ia telah mengajukan proposal baru untuk mengakhiri perang di Gaza.

Ia mengklaim Israel telah menerima persyaratannya, sementara Hamas diperingatkan agar tidak menolak.

“Semua orang ingin para sandera pulang. Semua orang ingin perang ini berakhir!” tulisnya di platform Truth Social.

Baca juga: Hamas Jawab Ultimatum Trump, Buka Pintu Negosiasi dengan Israel

“Israel telah menerima persyaratan saya. Sudah saatnya Hamas juga menerima. Ini peringatan terakhir saya, tidak akan ada peringatan lain!”

Truth Social merupakan platform media sosial yang dikembangkan oleh Trump Media & Technology Group (TMTG), perusahaan milik Trump.

Platform ini dirancang sebagai ruang digital untuk percakapan yang terbuka, bebas, dan jujur, khususnya bagi pengguna yang merasa dibatasi oleh media sosial arus utama seperti X dan Facebook.

Secara fungsional, Truth Social memiliki kemiripan dengan Twitter (X).

Pengguna dapat membuat unggahan yang disebut “Truths”, serta membagikannya kembali melalui fitur “ReTruth”.

Layanan Truth Social hanya tersedia bagi pengguna di Amerika Serikat, Kanada, dan Brasil, dengan akses yang masih terbatas secara global.

Belum jelas apa saja rincian persyaratan tersebut.

Hamas Terima Ide dari AS, Israel Pertimbangkan

The Times of Israel melaporkan pemerintah Israel sedang mempertimbangkan serius proposal Trump.

Hamas sendiri mengonfirmasi menerima “ide” dari AS dan menyatakan siap berunding.

“Hamas menyambut baik inisiatif apa pun yang membantu menghentikan agresi terhadap rakyat kami,” kata pernyataan resmi kelompok itu.

Hamas juga menegaskan kesiapan duduk di meja perundingan untuk membahas pembebasan tawanan dengan imbalan penghentian perang, penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, serta pembentukan komite warga Palestina independen untuk mengelola wilayah tersebut.

Menurut laporan media Israel, tawaran Trump mengharuskan Hamas membebaskan semua tawanan yang tersisa pada hari pertama gencatan senjata dengan imbalan ribuan tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

Sementara itu, militer Israel semakin mengintensifkan operasi merebut Kota Gaza meski menuai kecaman dari kelompok HAM dan pejabat Barat.

Kampanye militer itu telah menewaskan lebih dari 64.000 warga Palestina, menimbulkan kelaparan buatan, dan meratakan sebagian besar wilayah.

Baca juga: Israel Rilis Foto Abu Obeida Bersama 3 Petinggi Militer Hamas

Trump dikenal sebagai pendukung setia Israel.

Baru pekan lalu, pemerintahannya menjatuhkan sanksi terhadap kelompok HAM Palestina yang bekerja sama dengan penyelidikan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas dugaan pelanggaran Israel.

Ia juga sebelumnya menyerukan pengusiran massal warga Palestina dari Gaza, sebuah rencana yang dikecam luas sebagai bentuk pembersihan etnis.

Ringkasan Perkembangan Terkini

Perang Israel-Hamas yang meletus pada 7 Oktober 2023 berakar dari konflik panjang sejak akhir abad ke-19, saat gerakan Zionis mulai mengklaim tanah Palestina.

Ketegangan meningkat akibat pendudukan Israel, blokade Gaza selama 17 tahun, dan kekerasan terhadap warga Palestina.

Hamas meluncurkan serangan besar-besaran ke Israel sebagai respons atas penindasan dan stagnasi diplomatik.

Serangan itu disebut Operasi Banjir Al-Aqsa, melibatkan roket, penyusupan darat, dan penyerangan pangkalan militer.

Hamas berhasil menembus wilayah Israel, menewaskan lebih dari 1.000 orang dan menyandera ratusan lainnya.

Israel membalas dengan serangan udara dan darat yang menewaskan puluhan ribu warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak.

Berikuti ni sejumlah peristiwa terbaru dari perang Israel-Hamas dI Gaza, dikutip dari Al Jazeera, Senin (8/9/2025).

1. Serangan Israel Tewaskan 15 Warga Gaza

Serangan Israel di Jalur Gaza sejak fajar telah menewaskan sedikitnya 15 orang.

2. AS Ajukan Rencana Gencatan Senjata Baru

Amerika Serikat telah mengajukan rencana gencatan senjata terbaru untuk Gaza.

Rencana itu mencakup pembebasan segera seluruh tawanan Israel yang masih ditahan di Gaza.

Sebagai imbalan, Israel diminta membebaskan 2.000 hingga 3.000 tahanan Palestina dari penjara.

Skema tersebut juga mencakup penghentian serangan militer di Gaza.

3. 65 Orang Tewas dalam Serangan Israel di Gaza

Baca juga: 30 WNI akan Ikut Misi Kemanusiaan Global Sumud Flotilla ke Gaza

Setidaknya 65 orang tewas akibat serangan Israel di Gaza kemarin.

Sebanyak 49 korban meninggal di Kota Gaza dan wilayah utara, tempat Israel memusatkan gempuran.

4. Israel Runtuhkan Gedung Tinggi di Kota Gaza

Israel meratakan satu lagi gedung tinggi di Kota Gaza.

Penghancuran itu memaksa lebih banyak warga mengungsi.

Langkah tersebut menjadi bagian dari kampanye Israel yang menargetkan infrastruktur Gaza.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved